Thursday, July 29, 2010

PAINTING EXHIBITION " SYMPHONY OF INDONESIA "

Pada tanggal 16 Julai 2010 baru-baru ini , Sri Ratu Saadong Vii bersama rombongan kecil telah memperkenan untuk hadir ke acara Painting Exhibition ''Symphony Of Indonesia" di Kuala Lumpur . Acara ini telah dilaksanakan oleh Pimpinan Bale Seni Barli,Ibu Nakis Barli dan beliau mengatakan dengan mengadakan pameran lukisan di Kuala Lumpur, para seniman Jawa Barat dapat memperkenalkan budaya asli Nusantara.Lukisan adalah salah satu seni yang mempamerkan warisan turun temurun. Sejarah juga membuktikan Indonesia telah menghasilkan pelukis-pelukis terkenal seperti Agus Djaya ,Barli Sasmitawinata, Srihadi , Trubus , Jeihan , Kartika Affandi , Herry Dim dan banyak lagi .Mengikut kenyataan dari saudara RTPA iaitu Dr Ikke Dewi Sartika adalah bahawasanya hasil penjualan dari pameran lukisan ini akan disumbangkan kepada panti asuhan dan orang yang membutuhkan. Hadir dalam pameran yang telah dirasmikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Malaysia iaitu Tan Sri Da'i Bachtiar dan beberapa seniman Malaysia, seperti Raja Ahmad Aminullah dan seniman senior A. Samad Said atau yang lebih dikenal dengan "Pak Samad". Dalam kesempatan tersebut Pak Samad menyampaikan apresiasinya atas pameran yang digelar oleh para pelukis Jawa Barat. Semoga karya-karya pelukis ini akan terjual dan dihargai sepanjang zaman .



Painting Exhibition " Symphony Of Indonesia" diadakan pada tanggal 16-31 Julai 2010.


Keberangkatan masuk Raja Tengku Putri Anis beserta bonda dan rombongan kecil yang lain ke ruang pameran

Siap mengambil tempat sebelum acara dimulakan 

Antara tetamu yang hadir harus melaporkan diri di urusetia acara terlebih dahulu

Corak yang dilukiskan bertemakan idea dan kekreatifan masing-masing yang diterapkan kepada pakaian tersebut. Sangat menarik 

Pemain angklung dari Indonesia. Muzik yang menunjukkan lambang-lambang tradisional masih diserap ke alam jiwa masyarakat kini, begitu juga dengan muda mudi

Raja Tengku Putri Anis dan Dato' Raja Noora Ashikin berbusana biru cantik dan anggun sekali melihatnya

Mengikut rentak muzik tradisional. Anak muda yang sungguh berjiwa seni sedang memainkan angklung untuk memeriahkan lagi ciri-ciri budaya di acara tersebut

Antara tetamu kehormat yang turut hadir di acara ini dan merasmikan painting exhibition adalan Tan Sri Dai Bachtiar selaku Duta Besar Indonesia  dan penganjur bersama Ibu Nakis Barli dan Raja Ahmad Aminullah (berbatik warna coklat) yang merupakan Pengarah RA Fine Arts

Sedang asyik dan menghayati ucapan dari Raja Ahmad Aminullah sepanjang acara berlangsung dengan iringan muzik tradisional Jawa Barat yang begitu merdu

Rombongan daripada luar negara juga turut hadir bagi memeriahkan acara ini bagi mengumpulkan para seni lukis bukan sahaja dari Malaysia dan Indonesia namun, dari luar juga

Lukisan yang begitu timbul seninya. Nampak begitu nyata

Serius pembicaraan Raja Tengku Putri Anis bersama Raja Noora Ashikin tentang seni dan warisan negara. Ditemani oleh Bonda Raja Fauziah dan setiausaha Raja Tengku Putri Anis, Madam Jennifer

Raja Tengku Putri Anis( 3 dari kiri) berfoto kenangan bersama Sasterawan Negara Malaysia iaitu, Dato' A. Samad beserta isteri tercinta

Raja Tengku Putri Anis berfoto kenang-kenangan bersama pelukis Bunga Sedap Malam iaitu lambang kasih sayang, Ikke Dewi Sartika, Dr, M.Pd dan harga lukisannya  mencecah 20juta rupiah

Dari kiri: Madam Jennifer, Nor Hafizah Haji Nasaruddin , Raja Tengku Putri Anis, dan Dr. Ikke Dewi Sartika

Dari kiri: Madam Jennifer, Bonda Raja Fauziah,Dato' Raja Noora Ashikin, Tan Sri Dato' Sri Ramli Ngah Talib, Raja Tengku Putri Anis serta Dr. Zahari Mat Ali

Bonda Raja Fauziah foto bersama Ibu Nakis Barli, Pengerusi Bale Seni dan Persatuan Pelukis Wanita Jawa Barat

Raja Tengku Putri Anis terpesona dengan lukisan di belakangnya

Lukisan minyak yang sungguh halus hasil seni tangan Rendra Santana. Sungguh menakjubkan

Raja Tengku Putri Anis berada di dua lukisan yang sangat mengkagumkan. Lukisan tergantung  di sebelah kanan beliau adalah hasil air tangan Nani Sumarni pelukis dari Jawa Barat yang mendapat pendidikan dari Barli Sasmitawinata

A. Samad Said dan di belakang beliau merupakan lukisan Radi Buntaro yang bertemakan Cinta seorang ibu

Anna Anggreani, seorang pelukis dan juga pengacara di rancangan RTVI BANDUNG yang mengilhamkan lukisan akrilik di atas

Berfoto kenangan bersama pelukis

Raja Tengku Putri Anis, foto kenangan bersama Ibu Aelina Surya yang meghasilkan lukisan yang bertemakan "Leaves For Peace To Aceh". Turut berfoto adalah Bonda Raja Fauziah, Encik Hameed serta pembantu peribadi Raja Tengku Putri Anis sendiri, Dr. Zahari Mat Ali.

Sungguh berseni hasil lukisan oleh Aelina Surya yang menggambarkan "Leave For Peace To Aceh"

Jamuan makan malam Raja Tengku Putri Anis semeja bersama pelukis internasional dan Sasterawan Negara.

*******************************Keratan Dari Sumber Media****************************
The artists with their paintings in the background.

The artists with their paintings in the background.

KUALA LUMPUR: Artistic impressions of how young and old Indonesians view their country, lifestyle, culture and landscape can be viewed at RA Fine Arts Gallery in Jalan Aman, Kuala Lumpur, until July 30.The 94 canvas creations, titled "Symphony of Indonesia", can be considered a cross-cultural and multilateral representation of Indonesian life.

As Nakis Barli, chairman of Balai Seni Barli (BSB) and the Indonesian Women Painters Association of West Java Chapter, puts it: "It's expressionist art. The artists express their observations through a variety of forms using acrylic, oil, mixed media, water colours and even copper-tooling."

Fifty-four adults and 40 students of BSB's children's art workshop are taking part in the exhibition, with each contributing one artwork.
The Indonesian Women Painters Association of West Java Chapter was formed on July 31, 1999 with only 26 members, but has since increased to 175, with the youngest being 20 years old and the oldest, 88.

"Our members are not only full-time artists, but also painters, doctors, lecturers and housewives," said Nakis.

The association holds two exhibitions a year with part of the proceeds going to charity institutions for orphans, the blind, the deaf and school dropouts in Indonesia.

"We will be donating 10 per cent of the sale proceeds from this exhibition to charity in Indonesia. We are also planning to stage this exhibition in Belgium later on."

Also present at the press conference were RA Fine Arts Gallery director Raja Ahmad Aminullah and Indonesian Embassy Minister Counsellor (Information, Social & Culture) Widyarka Ryananta.

Widyarka said preparations for the exhibition began six months ago.

"It will give Malaysians the opportunity to understand and appreciate artworks by Indonesian artists while also enriching their knowledge. And it will also help to foster cultural ties and goodwill between Indonesia and Malaysia," he added.

Raja Ahmad said it was an honour, joy and privilege for the gallery to host the exhibition.

"We have had the opportunity to host exhibitions and programmes, not only by the public and corporate sectors, but also by overseas artists, such as from Indonesia. But this event is featuring artworks by a large group of Indonesian women artists from a multitude of backgrounds who have been committed and dedicated to art for a long period of time," said Raja Ahmad.

"Many people don't realise it but art can help to temper the rough edges in our daily lives."

Many of the participating artists are staging their first overseas art exhibition.

Asep Wawan, 35, is one of them. His painting, "Menunggu Ibu di Sawah", portrays two boys waiting patiently in a padi field. He, who has been painting since the age of 18, completed his oil on canvas artwork from a sketch.

Hailing from Tasik Malaya, Bandung, Asep is a graduate of the Indonesian Art Institute in Yogjakarta and has held various group art exhibitions in his homeland.

The opening ceremony of "Symphony of Indonesia" was recently launched by the Indonesian Ambassador to Malaysia Tan Sri Prof Drs Da'i Bachtiar.

The art gallery is located off Jalan Tun Razak (behind Crown Princess Hotel).


*Sources:News Straits Time

**********************************************************************************



Warna “Symphony of Indonesia” di Kuala Lumpur

Kerajinan | 26 Juli 2010
Kekayaan budaya, adat istiadat, sejarah serta berbagai pemandangan alam Indonesia, tergambar dalam 94 kanvas lukisan dari para pelukis dari Bale Seni Barli dan Ikatan Wanita Pelukis Indonesia (IWPI) Jawa Barat. Goresan warna para pelukis berusia kanak-kanak 5 tahun hingga wanita usia lanjut, 82 tahun, dengan berbagai gaya  dan media akan terpajang selama 2 minggu di RA Fine Arts Gallery, Kuala Lumpur dalam pameran lukisan “Symphony of Indonesia”.

Pameran lukisan yang diselenggarakan bersamaan dengan Indonesian Day serta menyambut peringatan HUT RI ke-65, dilakukan atas kerjasama Bale Seni Barli, IWPI Jawa Barat, RA Fine Arts serta KBRI Kuala Lumpur. Duta Besar RI dalam sambutan pembukaannya (16/7) menyatakan bahwa pameran lukisan merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan people to people contact, terutama antar seniman Indonesia – Malaysia. Pemahaman yang tercipta diantara masyarakat diharapkan mampu mengatasi berbagai masalah yang mungkin muncul di antara kedua negara di masa datang.

 Dalam kesempatan sambutannya, Direktur RA Fine Arts, Raja Ahmad Aminullah, menyampaikan penghargaan atas dedikasi dan semangat para 75 pelukis Indonesia yang mengikuti pameran tersebut.

Pembukaan pameran ditandai dengan penandatanganan pada kanvas serta pengguntingan pita oleh Duta Besar RI, Da’i Bachtiar. Acara pembukaan dihadiri oleh berbagai kalanganan publik Malaysia, antara lain seniman Malaysia, perwakilan diplomatik di Malaysia, editor media massa, dan masyarakat. Acara pembukaan dimeriahkan oleh permainan angklung anak-anak Sekolah Indonesia Kuala Lumpur, membawakan lagu-lagu daerah khas Jawa Barat.
 Dalam upaya mempererat persahabatan dan pemahaman antar seniman Indonesia dan Malaysia, keesokan harinya (17/7), diselenggarakan “Diskusi Seni” dengan mengambil tema “Perjalanan Seni dan Lintas Budaya Indonesia - Malaysia”. Sebagai pembicara dari Indonesia adalah Dr Ira Adriati Winarno, M.Sn, Fakultas Seni dan Design, Institut Teknologi Bandung. Beberapa seniman Malaysia pun hadir berpartisipasi dalam acara dimaksud, diantaranya tokoh sastrawan dan budaya terkenal di Malaysia, A. Samad Said.
*Sumber: Portal Indonesia Kreatif

No comments:

Post a Comment