Thursday, July 22, 2010

KOLEKSI PUISI SRI RATU SAADONG VII


NADI BERDENYUT JANTUNG BERKENCANG

Dengarkan wahai sekalian,
Jejak yang hilang pasti akan datang,
Setelah muncul empat jenis macam,
Gempa,banjir ombak,tanah runtuh dan angin puting beliung,
Menghancurkan segala yang ada tanpa meninggalkan sebarang sisa,


Dengarkan wahai sekalian,
Kasih bonda sampai ke syurga,
Kasih ayahanda turun ke dunia,
Menjelma di alam nyata,
Mengisi daratan dengan kebaktian,
Ternyata yang dicari ada di celah,
Celah-celah masyarakat yang masih bernyawa,
Siapakah beliau?
Tidak siapa mengetemukan kecuali sang pendita yang berkaca mata


Dengarkan wahai kalian,
Datang tanpa berseru,
Tatkala helang menyerang ular,
Semua orang ingin bertemu,
Siapa yang menjumpai jangan berdiam,
Teruslah maju tanpa berundur,
Kerana waktu sudah bertemu jalur,
Di alam maya nyawa bersatu,
Berjaya ratu puncak persada,


Dengarkan wahai sekalian,
Dirgahayu mahkota bukan sembarangan,
Terletak jauh dari daratan,
Menjaga pusaka ayahanda dan bonda,
Sehingga masa datang menjelmakan,
Anak dewa bukan dewa,
Makhluk halus bukan jadian,
Manusia biasa bukan taruhan,


Dengarkan wahai sekalian,
Jangan dicari ratu yang salah,
Kelak sengsara meronta-ronta,
Ratu dihati bertakhta iman,
Saudara kembar seisi jagad,
Menaiki perahu bertemu sudah,
Episod mendatang menunggu pasrah.


Dengarkan wahai sekalian,
Sakit derita tiada surut,
Mahu menangisi tiada guna,
Masa lalu tidak perlu ditoleh,
Masa depan penjamin segalanya,
Mengapa begitu?
Bukankah awal berawal ratu dari masa lalu?
Dan inilah ratu hasil dari masa lalu,
Pasrah,tawakal setelah pengorbanan berlaku,
Dalam nyata mahupun tidak,
Tidak selamanya derita berkunjung,
Adalah senyuman setia ratu,
Menemani senda-sendu tangisan syahdu.


Dengarkan wahai sekalian,
Takdir yang nyata ,
Jelas dan terang,
Petunjuk kepada manusia berakal,
Bukan yang jahil tiada tujuan,
Terlaksana suatu ceritera,
Penyambung segala amanat dan pesaka,
Berzaman tinggalan lumrah kehidupan,
Bergelumungan dengan misteri kehidupan,
Harus dirungkai segalanya


Dengarkan wahai sekalian,
Saat yang ditunggu-tunggu,
Hanya menunggu detik-detik,
Merungkai segala rahasia,
Rahasia diri,rahasia hati,rahasia Tuhan,
Memendam naluri baik ,
Selama detak jantung masih berbunyi,
Selama detak hati masih berdetik,
Selama nadi masih boleh dihitung detaknya,
Selama hayat dikandung badan,
Perjuangkan yang hak,
Adalah pasti.


Dengarkan wahai sekalian,
Di Layar kaca perak,
Purba menjelma munculah ratu,
Dalam lena wujudnya mimpi,
Mendapat restu daripada jalur keturunan,
Meneruskan perjuangan dalam perjuangan,
Antara perjuangan nyata,
Mahupun tak tampak di mata kasar,
Pedoman Agama sentiasa di hati,
Menjalankan juang dalam iman,
Berkobar pertiwi dalam suram,
Cerah mendatang di kemudian hari.


Dengarkan wahai sekalian,
Susur galur,
Jalan cerita,
Cerekarama dalam bayangan senja,
Mencapai kegemilangan di suatu saat,
Hari itu orang berteriakan,
Hari itu berlimpahan darah,
Hari itu orang menangisi,
Hari itu pejuang syahid menang di medan perang,
Hari itu ratu ditunggu berbahagia.










Hasil nukilan: Sri Ratu Saadong VII

No comments:

Post a Comment