Thursday, July 22, 2010

APAC 2010 BERSAMA SRI RATU SAADONG VII - BANDUNG, JAWA BARAT






Jawa Barat Tuan Rumah APAC 2010

BANDUNG,(PRLM).- Jawa Barat (Jabar) menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asean Plus Art and Culture Festival (APAC) 2010 yang akan diselenggarakan 24 hingga 27 April 2010 mendatang. APAC 2010 mempertemukan seni budaya antar peguruan tinggi negara-negara Asean dan Jepang, China serta Korea Selatan.
“Meskipun jumlah peserta sangat dibatasi, kami sangat berharap penyelenggaraan APAC juga dipergunakan perguruan tinggi yang ada di Jawa Barat khususnya dan Indonesia umumnya. Karena selain merupakan ajang pelestarian seni budaya antara negara peserta, penyelenggaraan APAC diharapkan jadi ajang promosi perguruan tinggi,” ujar Ketua Penyelenggara yang juga Kepala Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa barat (Dago Tea House), DR. Hj. Ikke Dewi Sartika, M.Pd., dalam keterangannya kepada sejumlah media cetak dan elektronik bertempat di Lobby Utama Taman Budaya Jabar, Senin (12/4).
Menurut Ikke, penyelenggaraan APAC yang mempertemukan seni budaya antarnegara Asean dan negara peserta lainnya tidak hanya menggelar kesenian dan kebudayaan peserta tetapi berbagai kegiatan lainnya. Kegiatan pendukung yang juga akan diselenggarakan diantaran, seminar dan dialog seni budaya, pameran serta dialog antar kepala ada se-nusantara dan beberapa raja di Asean. “Ini merupakan kesempatan langka, karenanya kami berharap kesempatan ini dipergunakan tidak hanya oleh perguruan tinggi di Kota Bandung maupun tanah air, tetapi juga oleh masyarakat,” ujar Ikke. (A-87/A-147)***

*************************************************************************************************************************************


Rencananya Hari ini Dibuka Gubernur



Bandung Tuan Rumah APAC I


BUKIT DAGO SELATAN,(GM)-
Gubernur Jabar, Ahmad Heryawan dipastikan akan membuka ASEAN Plus Art and Culture (APAC) I/2010 di Taman Budaya Jabar, Sabtu (24/4) sekitar pukul 09.00 WIB.
Kepastian itu diungkapkan Kepala Balai Pengelolaan Taman Budaya Jabar, Dr. Ikke Dewi Sartika yang ditemui di ruang kerjanya, Jumat (23/4).
Dikatakan Ikke, hampir seluruh peserta APAC I, terutama dari luar negeri, sudah berada di Bandung sejak Jumat kemarin. "Mereka sangat antusias untuk mengikuti ajang silaturahmi di kalangan seniman perguruan tinggi ini," ujarnya.
Bahkan, tambah Ikke, sebelumnya tim kesenian Ceko (Cheska) yang sempat tertahan di negaranya, sudah menyatakan keikutsertaannya sekalipun melalui perwakilan dari duta besar mereka di Jakarta. Negara Asia yang sudah menyatakan kesiapannya, Malaysia, Filipina, Cina, dan Korea Selatan.
Disebutkan Ikke, tim kesenian Ceko merupakan tamu kehormatan APAC I yang diundang khusus oleh panitia. Duta Besar Ceko pun sudah menyatakan siap hadir pada pembukaan dan pergelaran APAC I di Teater Terbuka Taman Budaya Jabar, Sabtu (24/4).
"Kalau para duta besar, hampir sebagian besar sudah menyatakan akan menghadiri pembukaan APAC I, akhir pekan ini. Sedangkan Jepang dan Singapura belum melakukan konfirmasi keikutsertaannya hingga kini," katanya.
"Mepetnya waktu untuk sosialisasi menjadi penyebab utama hambatan keikutsertaan peserta APAC I dari luar negeri dan dari daerah lain," katanya.
Ikke pun menyebutkan, tim kesenian dari dalam negeri, seperti tim dari Unpad, UPI, Maranatha, Unikom, Unisba, dan Polban sudah siap menampilkan keseniannya di hadapan masyarakat Kota Bandung. "Jika masih ada waktu, kemungkinan perguruan tinggi di daerah lain bisa mengikuti APAC I," katanya.
Dalam APAC I ini, lanjutnya, juga digelar Konvensi Raja-raja Nusantara. Sebanyak 20 perwakilan kerajaan nusantara dipastikan hadir mengikuti konvensi. Bahkan tidak menutup kemungkinan diikuti pula para raja dari negara ASEAN plus.
"Peserta dari luar negeri, sebagian besar memiliki sistem kerajaan dalam pemerintahannya," ujarnya.
Ikke mengungkapkan, tema dari APAC I, topeng dan gendang. Kedua jenis kesenian ini sengaja diambil karena telah menyebar dan ada di semua negara peserta.
"Diharapkan lewat even ini para peserta bisa saling tukar pengalaman di bidang kesenian dan kebudayaan," ujarnya.
Ikke berharap, kegiatan APAC 2011 bisa diselenggarakan di Indonesia, khususnya Jabar. Dengan demikian, akan berdampak positif bagi perkembangan pariwisata serta kesenian dan kebudayaan Jabar.
"Dari kegiatan ini banyak pelajaran yang bisa diambil, terutama terjalinnya hubungan sesama negara ASEAN plus di bidang kebudayaan dan kesenian, yang dengan sendirinya akan berdampak pula pada kegiatan kepariwisataan di Jabar," katanya.(B.81)**

*************************************************************************




TIM KESENIAN CEKO MERIAHKAN APAC 2010

Kegiatan festival itu juga diikuti oleh peserta dari beberapa negara ASEAN, plus Cina, Korea, dan Jepang yang juga akan menampilkan tim kesenian khas negara masing-masing.

"Kegiatan ini mencoba menggali potensi seni budaya lokal yang khas untuk menjadi kekuatan sehingga menjadi industri yang menarik sekaligus menjadi kekuatan di pasar bebas," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, H Herdiwan Iing Suranta, di Bandung, Jumat.

Pembukaan APAC 2010 akan dilakukan di Taman Budaya Jawa Barat oleh Gubernur Jawa Barat, H Ahmad Heryawan, pada Sabtu (24/4), sekaligus menandai penyelenggaran festival yang dirangkai dengan kegiatan pameran seni budaya dan kuliner itu.

Sebelumnya, arak-arakan dan Tari Buncis akan menjadi pembuka kegiatan seni budaya bertarap internasional itu, disamping aktraksi Angklung Orkestra.

Penampilan Tim Kesenian Ceko merupakan bagian dari acara pembukaan festival yang baru pertama kali digelar di Jawa Barat itu. Selain itu akan tampil juga Tim Kesenian China yang akan menampilkan "Liong Quing" sertaq Tari Topeng dari Idramayu.

Sedangkan gelaran seni buaya akan dipentaskan pada Minggu (25/4) di Teater Tertutup Unpad Bandung yakni gelaran tari topeng dan rampak gendang yang diikuti tim China dan Korea. Serta pergelaran tari dari STSI Bandung, Universitas Padjadjaran, Universitas Pasundan (Unpas) dan Universitas Islam Bandung (Unisba).

Kemudian dari Politeknik Bandung, ITB, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) serta beberapa perguruan tinggi lainnya.

Kegiatan APAC 2010 juga akan dilanjutkan dengan Konvensi Adat Nusantara, Senin (26/4) yang akan membahas peranan ASEAN dalam pergumulan sejarah dan kebudayaan di Nusantara. Bebepa nara sumber yang akan mengupas tuntas tema kebudayaan Nusantara itu antara lain Prof Dr Kusnaka, Raja Tengku Putri Anis.

Selain itu juga akan dibahas rencana aksi adat Nusantara dalam perspektif HAM dengan pembicara dari Komnas HAM, legitimasi adat nusantara dalam UU NKRI dengan narasumber dari Mahkamah Konstitusi.

Sedangkan Seminar Internasonal Seni Budaya akan menutup kegiatan itu, yakni dengan bahasan antara lain ASEAN dalam perjalanan sejarah Nusantara Jaya dan perspektif keselaran budaya melalui topeng dan gendang dari berbagai Negara ASEAN serta tema pembangunan kemitraan ekonomi ASEAN dan peluang pengembangan industri kreatif di kawasan ASEAN.

Tema lainnya adalah menumbuh kembangkan lokal wisatawan domestik sebabagai bagian dari potensi keunggulan kultur bangsa-bangsa ASEAN.

Para pembicara antara lain Datuk Prof Abdul Latiffbubakar (Malaysia) , Raja Tengku Putri Anis (Malaysia), Putri Aizian Utto Cunto (Kesultanan Buayan Filipina). Kemudian Djauhari Oratmangun (Dirjen Kerjasama ASEAN), Mr, Xue Xianlin (Director of International Affairs Hebei Normal, Mizan Alla de Neve serta Irmawan Emir (Direktur Kerjasama Fungsi ASEAN).

"Kegiatan ini diharapkan menjadi tonggal kebangkitan local wisdom bangsa-bangsa ASEAN dalam menghadapi tantangan global," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jabar itu menambahkan.
***********************************************************************************

Artists from 14 countries gather in Bandung

The festival would also be participated in by artists of 10 member states of the Association of Southeast Asia Nations (ASEAN) and their three main dialogue partners -- China, Korea, and Japan.

Head of West Java Province`s Culture and Tourism Office Herdiwan Iing Suranta said here Friday that the festival was meant to promote each participating country`s local cultural uniqueness.

Through the event, the local cultural uniqueness was developed to be part of attractive industrial products in free markets, he said.

The 2010 APAC festival itself would officially be opened by West Java Governor H.Ahmad Heryawan on Saturday.

Besides featuring local and international artists, the festival would also be completed with food bazaar and arts and culture expo, he said.

"Buncis" dance and Angklung orchestra of Indonesia would be performed at the opening ceremony.

About the presence of the Czech Republic`s artists, Suranta said their performance would be part of the opening ceremonial programs along with those of China, Indonesia, and other countries.

China itself would feature "Liong Quing" while Indonesia would perform a mask dance
of West Java town of Indramayu, he said.

ASEAN consists of Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapore, the Philippines, Thailand, Cambodia, Laos, Myanmar and Vietnam. (*)

***********************************************************************************





Raja Sultan Gelar Konvensi


BANDUNG, (PR).
Rasa persaudaraan antarbangsa merupakan kebutuhan hakiki dan hak asasi manusia untuk dilaksanakan sungguh-sungguh. Bangsa-bangsa di ASEAN mempunyai nilai historis dan dari satu rumpun bangsa yang sama, dengan budaya sebagai perekatnya.
Demikian deklarasi yang disepakati raja dan sultan nusantara serta sejumlah pemangku serta kepala adat pada Konvensi Adat Raja-raja dan Sultan Nusantara di Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat, Bandung, Senin (26/4). "Kami merasa berasal dari satu rumpun dan keturunan maka sudah sepantasnya kami menjunjung persaudaraan melalui wujud persatuan dan kesatuan dalam perdamaian," ujar Benny Ahmad Samu Samu, Raja Samu Samu VI dari Negeri Abubu, Pulau Nusa Laut, Maluku.
Dalam deklarasi tersebut, para raja, sultan, dan pemangku adat merasa harus dapat membuktikan eksistensinya dalam menjawab tantangan global. "Selain itu, implikasi dari reformasi birokrasi serta refleksi dari demokrasi semakin menuntut dalam menumbuhkan persaingan di segala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi tidak harus mengesampingkan persatuan dan kesatuan," ujar Benny.
Tiga kesepakatan
Konvensi Adat Raja-raja dan Sultan Nusantara menghasilkan tiga kesepakatan. Ketiga kesepakatan itu, yaitu para raja dan sultan nusantara menyadari untuk membangkitkan kembali kearifan lokal menghadapi tantangan global.Kemudian, menyadari bahwa dalam pelaksanaannya ha-rus dilandasi rasa kebersamaan yang tinggi, senasib seper-juangan, sama-sama merasa memiliki, dan sama-sama ikut memelihara. Selanjutnya, menyadari bahwa diperlukan hubungan ikatan kerja sama di bidang seni dan budaya yangberbasis ekonomi sosial budaya di kalangan ASEAN plus.
"Melalui pertemuan setiap tahun, kami berharap semakin mempererat persatuan dan kesatuan serta menciptakan kedamaian," ujar Hj. Rustuty Rumaeesan, dari Kerajaan Sekar, Papua Barat. Konvensi tersebut dihadiri sekitar lima puluh perwakilan raja dan sultan serta kepala adat dari sejumlah daerah di tanah air. Selain itu, konvensi juga dihadiri sejumlah sultan dan putri sejumlah kerajaan di Malaysia, seperti Sri Ratu Sandong dan Puteri Fauziah dari Kelantan Malaysia. (A-87)*"


***********************  Sumber Petikan Akhbar Indonesia ************************

RAJA TENGKU PUTRI ANIS MEMERIAHKAN APAC 2010 DI BANDUNG , JAWA BARAT







1. Sambutan Ulangtahun Taman Budaya Jawa Barat 


Putri Anis berbaju merah jambu bersama team kesenian





Suapan pulut kuning 




2. Upacara Perasmian APAC oleh Gabenor Jawa Barat


Putri Anis bersama - sama di perasmian APAC 2010 
  


Wawancara bersama wartawan Indonesia berkenaan kesenian di nusantara


3. Majlis Makan Malam dan Persembahan Kesenian


 Putri Anis berdiri tiga dari kanan 




 Putri Anis dan bonda Raja Fauziah bersama Dr. Hj Ikke Dewi Sartika dan suami Dr. Raden Selamat





Persembahan kebudayaan pada malam tersebut 
 
 
4. Konvensi Adat Nusantara Bersama Para Raja Senusantara

Undangan rasmi dari pihak panitia




Barisan sultan dan raja senusantara . Putri Anis berpakaian merah




Raja Fauziah dan Putri Anis @Sri Ratu Saadong Vii




 Sri Ratu Saadong Vii adalah saksi perdamaian antara Majapahit dan Pajajaran





Putri Anis sedang menyumbangkan idea kepada saudaranya Dra. Elly Yuniarti,MM selaku Direktorat Pengembangan Budaya Politik Republik Indonesia dan turut berbicara adalah Okki S . Jusuf berpakaian hijau serta Sultan Mudzafar Syah ,Kesultanan Ternate






Menerima sambutan dari Kepala Taman Budaya Jawa Barat , Dr.Hj Ikke Dewi Sartika





Dari kiri adalah Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gelang Nusantara Ir.R.Soegiharijonto ,Trah Tarumanegara Okki S.Jusuf , Sri Sultan Iskandar Mahmud Badarudin Kesultanan Palembang , Ketua Pengelola Taman Budaya Jawa Barat Dr.Hj Ikke Dewi Sartika , Ketua Umum FSKN Raja Ida Tjokorda Denpasar IX , Putri Raja Al-Alam Ugar Pik-Pik Sekar Hj.Dr. Rustuty Rumagesan ,Raja Tengku Putri Anis @Sri Ratu Saadong Vii , Dra. Elly Yuniarti ,MM Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa dan Politik , Kanjeng Temenggung Mas'ud Toyyib Keraton Surakarta Hadiningrat dan Tubagus Ismetullah Kesultanan Banten 






Putri Anis bersama bonda dan Don Banunaek dari Nusa Tenggara Timur 




Bersama kaum kerabat dari Istana Kampung Gelam , Singapura




THE SPEECH OF QUEEN SAADONG VII

RAJA TENGKU PUTRI ANIS RAJA SAZALI


Blessing to ladies and gentlemen.

            Blessings and greetings to the Lord of Muhammad Sallallahu 'Alaihi Wassalam, including the fighters aligned road. I give thanks to God for His grace that gives me the opportunity to deliver speech in Foreword Book Activity Report Adat Nusantara Convention this year themed "Revitalization of Main-Features-Tree King, Sultan and the Board of Customs in Tolerance and Equality Adat Nusantara as a strategic agenda Optimization Social Welfare. It is with great pleasure that I am tonight amongst you, and I am especially honoured by your presence here, once again proof to me of your factual love and your genuine interest for my work, and the importance your place on the History of this important community, whose roots are lost in the passing of the centuries.

            A big hand shakes to congratulate the organizers of the Central Monitoring Taman Budaya, Bandung, West Java, Indonesia who have worked hard and eventually managed to organize events that I thought that is too great to be boasted to the whole world to uphold the tradition. The King and queen of a kingdom will be exposed more to the betterment of society that will build the good of custom and manner around the royal family itself in order to be the role model for the people outside and the custom citizens. Consequently, we are able to show that we are peaceable accordance with the current era of modernity and sophistication with the best tradition we practiced and followed that we have to be proud of.

It was a great success for the King and the Sultan and the Loud and famous public figures from across the archipelago, including Malaysia, Brunei, Singapore, the Philippines and in Indonesia itself to attend the big event organized to show their concerness that in my opinion it was impossible for us from different islands to be together, have a great meeting or convention to discuss and share their opinions according to the themes involved are mentioned in the opening of the event Asean Culture (Asean Plus Art and Culture Festival - APAC 2010) on 24 to 26 April 2010 in Taman Budaya , Jl. Bukit Dago Timur No. 53A Bandung. The selection of the theme of "Revitalization of Main-Features-Tree King and the Board of Customs in Tolerance and Equality Adat Nusantara as a strategic agenda Optimization Social Welfare" is in line with the mission and vision, and in conformity with the goals that we all long for a total revitalization of the functions of the King and the Board of Customs is established throughout the archipelago in which tolerance is not concerned about or living in groups but to live in unity without any animosity. In case to establish peace between all races, religions and people throughout the archipelago will succeed to achieve. 

The event, which also shows the debating among the eminent Professors around Asia, delivered a very good argument as well as their opinion that a review of the suspended solution and the response from people outside is very positive. The rope of fraternity so strong that entered into the cooperation and brotherhood in a word carrying the meaning of atonement revealed. Although we are from different island we all still brothers and in a big family that must come from the backwardness of thinking and improve the quality of the history of civilization fade to next generation to know, proud and doing the greatness like what the people now had done. By holding such a convention, we able to realize the noble intention of bonding ties regardless of race, religion or rank and status but follow the right customs of our ancestors have taken the time-tonic that is not swallowed by the earth are extinct, not drift brought current, and not fly lifted wind. 

Similarly, the declaration of the king agreed Nusantara and a regent and head of customs at the Customs Convention on the Kings and Sultans Festival in Park and Cultural Center of Supervision is to raise or reabiding Nusantara local culture increasingly torn elements and foreign cultures and how to cope with the problems of global opposition. In addition, feel of accountability on an exercise which must be firmly based on a high sense of togetherness in love, in joy and sorrow, the struggle, and that each has and follow the preserve. Awareness of the importance of the relationship between art and cultural ties among the ASEAN plus. Our prayers may God bless and have mercy and guidance in whatever actions and deeds that we do. Hopefully, this noble intention continue regularly non-stop, but I sincerely hope that it will continue our best mission and vision to get united around our beloved homeland no hostility between us. We hope that this works well calculated to secure universal blessings and blessed the world that lead to greatness in the mind, physical, spiritual, and emotional.

Happy Longevity Crown,

(RAJA TENGKU PUTRI ANIS RAJA SAZALI)

Putri Anis di dalam konvesyen adat nusantara


Di dalam akhbar Sinar Indonesia


Deklarasi Bandung


Bukti tandatangan Raja , Sultan Dan Lembaga Adat dalam perdamaian nusantara


5. Penyambutan Raja Senusantara





Raja Se Nusantara Berkumpul by Jack Febrian Rusdi.

Para Raja-raja se Nusantara baik dari Indonesia dan beberapa negara Lainnya berkumpul. (Putri anis lima dari kiri )




6. Seminar Internasional


Putri Anis bersama Profesor dari Malaysia



Putri Anis adalah salah seorang pembicara jemputan di Seminar APAC



Putri Anis bersama barisan profesor dan para sarjana di Hotel Preanger ,Bandung 26 April 2010


Menerima cenderahati dari pihak penganjur


Invitation Letter by APAC 2010


Raja-raja ASEAN Harus Bersatu
Ditulis oleh tirta pada May 05 2010 14:06:34

Raja-raja ASEAN Harus Bersatu

Sebuah gagasan baru yang bisa membangkitkan kebesaran ASEAN dikemukakan oleh Raja Teuku Putri Anis Raja Sazali, dari Malaysia pada Seminar Internasional “Menumbuhkembangkan Local Wisdom (kearifan lokal) sebagai Bagian dari Potensi Keunggulan Kultur Bangsa-bangsa ASEAN” di Hotel Grand Preanger, Bandung, Senin 26 April 2010. Seminar ini diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Seni dan Sastra (FISS) Universitas Pasundan Bandung bekerjasama dengan Kementrian Luarnegeri RI dan Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat
Putri Anis dari Malaysia (kanan), didampingi moderator, pada Seminar Internasional “Menumbuhkembangkan Kearifan Lokal ASEAN” di Grand Hotel Preanger, Bandung, Senin 26 April 2010. Seminar ini diselenggarakan oleh FISS Universitas Pasundan Bandung. (Foto : Adeng Djuanda).*


Berita Selengkapnya
Raja-raja ASEAN Harus Bersatu

Sebuah gagasan baru yang bisa membangkitkan kebesaran ASEAN dikemukakan oleh Raja Teuku Putri Anis Raja Sazali, dari Malaysia pada Seminar Internasional “Menumbuhkembangkan Local Wisdom (kearifan lokal) sebagai Bagian dari Potensi Keunggulan Kultur Bangsa-bangsa ASEAN” di Hotel Grand Preanger, Bandung, Senin 26 April 2010. Seminar ini diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Seni dan Sastra (FISS) Universitas Pasundan Bandung bekerjasama dengan Kementrian Luarnegeri RI dan Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat.
Putri Anis dari Malaysia (kanan), didampingi moderator, pada Seminar Internasional “Menumbuhkembangkan Kearifan Lokal ASEAN” di Grand Hotel Preanger, Bandung, Senin 26 April 2010. Seminar ini diselenggarakan oleh FISS Universitas Pasundan Bandung. (Foto : Adeng Djuanda).*
Putri Anis dari Malaysia (kanan), didampingi moderator, pada Seminar Internasional “Menumbuhkembangkan Kearifan Lokal ASEAN” di Grand Hotel Preanger, Bandung, Senin 26 April 2010. Seminar ini diselenggarakan oleh FISS Universitas Pasundan Bandung. (Foto : Adeng Djuanda).*           
           Putri Anis menghendaki para raja di negara-negara ASEAN bersatu membentuk Yayasan Nusantara Jaya dan Nusantara Royal Bank (bank yang modalnya dari para raja ASEAN). Kedua lembaga inilah yang kelak bisa memelihara kearifan lokal ASEAN dan meningkatkan kesejahteraan rakyat miskin di wilayah ASEAN.
            “Blok Nusantara Jaya akan merupakan blok baru yang mempunyai power yang amat kuat,” katanya..
            Gagasan itu disambut hangat oleh Putri Aizian Utto Cunto, dari Kesultanan Buayan Filipina. Ia mengatakan, tanah kelahirannya di Filipina Selatan dan Kesultanan Buayan siap mewujudkan gagasan itu. “Mayoritas penduduk di wilayah kami beragama Islam  sehingga punya ikatan moral yang kuat dengan ASEAN. Kami bukan teroris sebagaimana dituduhkan oleh pemerintah Filipina selama ini. Kami adalah penduduk Mindanau yang beragama Islam,” katanya.
            Seminar ini juga menghadirkan beberapa pembicara lainnya terdiri dari Fadhil Nurdin (Indonesia), Mr. Wang Genhua (Kedubes China untuk Indonesia), Agus Pakpahan, Irmawan Emir Wisnandar (Direktur Kerjasama Fungsional ASEAN, Kementrian Luarnegeri RI), Hawe Setiawan (Unpas),Fadhil Nurdin, dalam pemaparannya antara lain menyesalkan seringnya warisan budaya Indonesia dijual ke luarnegeri dengan harga murah. “Indonesia hingga sekarang baru mendaftarkan 23 warisan budaya ke Unesco sehingga perlu ditambah lagi,” ujarnya.
            Hawe Setiawan membahas tentang garis pokok pengembangan bahasa dan sastra Sunda serta kompleksitas kearifan lokal.
APAC ( by : Adeng Djuanda)

                  Seminar ini juga dihadiri Pembantu Rektor I Unpas, Eddu Jusuf, Pembantu Rektor III Unpas Yaya M. Abdul Azis yang juga Ketua Panitia Seminar, dan Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Barat, Herdiwan. (DB).***


7. Penutupan APAC 2010

Putri Anis berbaju ungu di upacara penutupan APAC 2010. Turut hadir adalah Pangeran Hempi dari Keraton Keprabonan , Lieke G.Martanegara trah Sumedang Larang dan Tengku Muchairad dari Kesultanan Medan ,Istana Maimoon .



Persembahan Kesenian sempena acara penutupan APAC 2010






No comments:

Post a Comment