SRI RATU SAADONG VII BERKUNJUNG KE CANDI BOROBUDUR , YOGYAKARTA
RTPA menghirup udara petang di Candi Borobudur |
Pada 7 Oktober 2010 , Sri Ratu Saadong Vii telah menjalankan lawatan budaya termasuk melawat tempat-tempat sejarah yang terdapat di kota tua Jawa Tengah bersama adindanya dan beberapa rakan dari krew kebudayaan Yogyakarta . Lawatan sambil belajar ini dihabisi masa kira-kira dua minggu dan mendapat banyak pengetahuan ilmu berupa sejarah dan sebagainya yang sesungguhnya bermanfaat untuk dikongsi bersama-sama . Lawatan pertama diawali dengan melawat Candi terbesar di nusantara di abad ke 9 M yang mana berdirinya di Mangelang , Jawa Tengah . Dari hasil tinjauan ke sana putri Anis mempelajari bagaimana sejarah Candi Borobudur termasuk pengertian Borobudur , bagaimana peranan Candi borobudur dan juga apa-apa sahaja peninggalan purba yang ada di sana . Lawatan kedua kali Putri Anis ke kota bersejarah ini setelah bertahun-tahun tidak ke sana membuatkan beliau begitu teruja akan keajaiaban yang terdapat di Candi tersebut . Salah satunya adalah sejarah ini yang timbul tenggelam yang mana Borobudur terkenal dengan wangsa Syailendra dan merupakan situs Buddha yang dipuja oleh orang-orang Buddha yang ingin mempelajari agama dan falsafah .Namun itu tidak berlangsung lama. Bersamaan dengan surutnya agama Buddha, Borobudur ditinggal para pemeluknya. Setelah dinasti Cailendra (Caila=gunung, Indra=raja) lenyap, borobudur hilang khabar beritanya. Berabad-abad Borobudur tertutup kegelapan. Tidak ada tulisan ataupun berita tentang Borobudur. Walau bagaimanapun ia tetap dianggap sebagai mercu tanda sejarah keajaiban dunia. Pada bulan yang sama , penduduk di Jawa Tengah terutama di kawasan dekat Gunung Merapi ditimpa musibah dahsyat letusan Gunung Merapi . Banyak penduduk terpaksa berpindah ke kem-kem pengungsian buat sementara dan ini menyebabkan Candi borobudur juga turut dimusnahi oleh debu-debu asap vulkanik. Apakah tanda Jawa Tengah akan memulai sejarah peradaban yang baru seperti lagenda sebelumnya ? hanya Allah Maha Mengetahui kerana setiap sesuatu di atas tanganNYA . Kita sebagai manusia kerdil mampu berdoa agar saudara-saudara kita sihat sejahtera dan aman sentosa dijauhi musibah serta malapetaka . Amin
Menuju ke atas candi
Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat, berukuran 123 x 123 meter. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Candi Budha ini memiliki 1460 relief dan 504 stupa Budha di kompleksnya. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat.
Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.
- Kamadhatu, bagian dasar Borobudur, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu.
- Rupadhatu, empat tingkat di atasnya, melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka.
- Arupadhatu, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang. Melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk.
- Arupa, bagian paling atas yang melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.
Tinggalan purba dari Dinasti Sailendra
Candi Borobudur merupakan candi Budha, terletak di desa Borobudur kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno, keturunan Wangsa Syailendra. Nama Borobudur merupakan gabungan dari kata Bara dan Budur. Bara dari bahasa Sansekerta berarti kompleks candi atau biara. Sedangkan Budur berasal dari kata Beduhur yang berarti di atas, dengan demikian Borobudur berarti Biara di atas bukit. Sementara menurut sumber lain berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara sumber lainnya mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi .
Pemandu pelancong sedang menceritakan sejarah Ratu Maya
Dapat dilihat di lorong pertama (bagian Rupadhatu) pada dinding sebelah dalam
Dari pintu Timur sampai ke pintu Selatan
Sang Bodhisatva di sorga Tusita sedang menerima penghormatan dari para dewa dengan berbagai alat musik.
Sang Bodhisatva memberitahukan para dewa tentang keinginannya turun ke dunia menjadi Buddha dan untuk memberi bimbingan kepada mereka yang telah tersesat dan menolong mereka ke Jalan Yang Benar.
Seorang Brahmana mengajar para muridnya tentang kebijaksanaan duniawi dan memberitahukan kepada mereka bahwa dua belas tahun kemudian akan turun ke dunia se-Orang Buddha yang akan membebaskan umat manusia dari Samsara (lingkaran tumimbal-lahir).
Para Pratyeka Buddha, setelah mendengar tentang akan turunnya Bodhisatva ke dunia terbang ke sorga untuk menyambut dan mengiringinya.
Sang Bodhisatva mengajar para dewa tentang Dhamma.
Sebelum Sang Bodhisatva turun ke dunia, terlebih dulu Beliau menyerahkan Mahkotanya (Tyara) kepada penggantinya, yaitu Bodhisatva Maitreya.
Bodhisatva Maitreya mengajar Dharma kepada para dewa.
Raja Suddhodana bersukia cita dengan permaisurinya, Ratu Maya Dewi, di istana Kapilavastu.
Para bidadari mengunjungi Ratu Maya Dewi di istana.
Para dewa mempersiapkan diri untuk mengiringi Sang Bodhisatva turun ke dunia.
Dihormati untuk terakhir kali di sorga Tusita sebelum Sang Bodhisatva turun ke dunia.
Di pavilyun Sri Garbha, Sang Bodhisatva duduk bermeditasi dan selanjutnya turun ke dunia diusung oleh para dewa.
Ratu Maya Dewi, sewaktu tidur di istana, bermimpi seekor gajah putih memasuki perutnya dan kemudian Ratu menjadi hamil.
Sang Ratu tidak usah kuatir karena Dewa Cakra melindunginya.
Sang Ratu pergi ke taman Asoka untuk menemui Raja Suddhodana.
Raja Suddhodana tiba di taman Asoka dengan menunggang gajah.
Raja Suddhodana berjumpa dengan Sang Ratu di serambi. Sang Ratu menceritakan mimpinya dan bertanya tentang arti mimpi tersebut.
Karena Raja Suddhodana tidak dapat menerangkan arti mimpi Sang Ratu, maka beliau minta pendapat dari seorang brahmana yang bernama Asita. Asita menerangkan bahwa Ratu akan hamil dan akan melahirkan seorang bayi laki-laki. Putera ini mempunyai bakat menjadi seorang pemimpin dunia.
Raja Suddhodana gembira sekali mendengar ramalan tersebut dan memberikan hadiah yang berlimpah-limpah kepada Asita dan para brahmana lainnya.
Para dewa yang mendengar berita yang menggembirakan ini membangun tiga buah istana untuk Ratu Maya Dewi.
Para dewa telah membuat Ratu Maya Dewi serempak terlihat di tiga alam.
Sebelum bayi dilahirkan, Ratu telah melakukan hal-hal mujizat : beliau dapat menyembuhkan orang-orang sakit dan orang-orang yang cacat badannya.
Raja Suddhodana memberikan hadiah-hadiah kepada orang-orang miskin.
Raja Suddhodana memberikan khotbah di hadapan para wanita.
Satu hal yang aneh terjadi sewaktu Raja sedang bermeditasi : seekor anak gajah masuk ke istana dan memberi hormat kepada Raja.
Persiapan untuk mengunjungi taman Lumbini.
Ratu dengan kereta menuju ke taman Lumbini. Setelah tiba, kereta berhenti dan Ratu dengan gembira berjalan-jalan di taman.
Di taman Lumbini dengan berdiri berpegangan pada cabang pohon Sal, Ratu melahirkan seorang bayi laki-laki.
Segera setelah dilahirkan, Sang Bayi dapat berjalan tujuh langkah dan di atas tiap tapak kaki muncul bunga teratai.
Setelah Ratu meninggal dunia, Sang Pangeran diasuh oleh bibinya yang bernama Pajapati. Sang Pangeran diberi nama Siddharta.
Pangeran Siddharta di pangkuan ibu tirinya.
Dari pintu Selatan sampai ke pintu Barat.
Seorang Brahmana bernama Asita mengunjungi Pangeran Siddharta.
Dewa-dewa dari alam Suddhavasa mengunjungi Pangeran Siddharta.
Para penduduk yang kaya-kaya mempersembahkan hadiah-hadiah kepada Pangeran Siddharta.
Pangeran Siddharta pergi ke vihara untuk mendapatkan pendidikan.
Setibanya di vihara, gurunya pingsan melihat wajah Sang Pangeran yang demikian cemerlang.
Sang Pangeran berhias dengan memakai berbagai macam permata.
Para penduduk memberi hormat kepada Sang Pangeran.
Pangeran Siddharta dan gurunya di ruang belajar.
Pangeran Siddharta mengunjungi desa-desa untuk melihat sendiri penghidupan rakyatnya di desa.
Pangeran Siddharta bermeditasi di bawah pohon jambu.
Para sesepuh di istana Kapilavastu mendesak Pangeran Siddharta untuk menikah.
Sang Pangeran minta para gadis dari Kapilavastu untuk datang ke istana. Pilihannya ternyata jatuh kepada Yasodhara. Untuk menghibur gadis-gadis lain yang kecewa, Sang Pangeran membagi-bagikan hadiah.
Menurut kebiasaan pada zaman itu, sebelum upacara perkawinan dilaksanakan, terlebih dulu calon pengantin pria harus membuktikan kemampuannya secara fisik maupun mental. Oleh karena itu Sang Pangeran diharuskan mengambil bagian dalam satu sayembara.
Devadatta, saudara sepupu dari Sang Pangeran, juga turut dalam sayembara tersebut. Ia harus berkelahi dengan seekor gajah yang besar. Gajah tersebut dibunuhnya dengan sekali pukul dan sekali tendang.
Pada relief hanya terlihat roda kereta dan seorang prajurit.
Pangeran Siddharta dengan duduk di kereta menyeret bangkai gajah itu dengan kaki kiri ke luar kota sejauh delapan yojana (1 yojana = 8 mil).
Pangeran Siddharta dicoba kemurniannya dengan digoda wanita-wanita cantik.
Tidak diketahui (mungkin relief sayembara menunggang kuda).
Tidak diketahui (mungkin relief sayembara menggunakan pedang).
Sayembara memanah batang pohon Tala. Hanya Pangeran Siddharta yang lulus dalam pertandingan ini; anak panahnya menembus batang pohon Tala dan menghilang di tanah.
Pernikahan dari Pangeran Siddharta dengan Putri Yasodhara diberkahi.
Puteri Yasodhara memasuki istana setelah menikah.
Di istana, mempelai disambut dengan musik.
Pangeran Siddharta mendapat petunjuk dari para dewa untuk meninggalkan istana.
Untuk mencegah agar Pangeran Siddharta jangan meninggalkan istana, Raja Suddhodana memerintahkan untuk mendirikan istana-istana untuk Sang Pangeran dengan dilayani oleh wanita-wanita cantik.
Pangeran Siddharta sedang dimanjakan oleh wanita-wanita.
Pangeran Siddharta melihat seorang tua renta.
Pangeran Siddharta melihat orang sakit keras.
Pangeran Siddharta melihat orang mati.
Pangeran Siddharta melihat seorang pertapa.
Pangeran Siddharta mendapat impian buruk.
Dari pintu Barat sampai ke pintu Utara
Pangeran Siddharta mohon diri dari ayahnya, Raja Suddhodana.
Raja Suddhodana tidak memperkenankan Sang Pangeran pergi bertapa dan memerintahkan kepada wanita-wanita cantik untuk terus menghibur Sang Pangeran.
Tengah malam wanita-wanita yang menghibur Pangeran Siddharta telah tertidur. Lalu Pangeran Siddharta yang merasa jemu sekali, membulatkan tekad untuk meninggalkan istana.
Pangeran Siddharta memanggil kusirnya yang bernama Channa dan memerintahkan untuk menyiapkan kudanya, Kanthaka.
Pangeran Siddharta melakukan perjalanan jauh untuk mulai bertapa.
Sampai di tempat tujuannya, Pangeran Siddharta mengucapkan selamat berpisah kepada para dewa yang mengiringinya.
Pangeran Siddharta memotong rambutnya.
Pangeran Siddharta menukar pakaiannya dengan jubah seorang pertapa.
Para dewa memberi hormat kepada Pangeran Siddharta.
Pangeran Siddharta tiba di pertapaan Padmapani.
Pangeran Siddharta berkunjung ke tempat seorang pertapa bernama Uddaka Ramaputra.
Pangeran Siddharta berkunjung ke tempat seorang pertapa lain yang bernama Alara Kalama.
Pangeran Siddharta berkunjung ke tempat Raja Bimbisara di Rajagaha.
Raja Bimbisara berkunjung ke tempat Pangeran Siddharta.
Pangeran Siddharta berkunjung ke Gunung Gaya dan bertemu dengan para pertapa dari tempat tersebut.
Para pertapa tersebut di atas berkunjung kepada Pangeran Siddharta.
Pangeran Siddharta berbincang-bincang dengan para pertapa tentang persoalan “Pañña” (Kebijaksanaan). Karena berselisih pendapat, para pertapa meninggalkan Pangeran Siddharta.
lbunda Pangeran Siddharta, yaitu Ratu Maya Dewi almarhumah, turun ke dunia dari sorga untuk membujuk anaknya mengakhiri penyiksaan diri dan makan minum seperti biasa lagi agar dapat memulihkan kembali kekuatan tubuhnya.
Para dewa mendesak Pangeran Siddharta untuk kembali makan dan minum.
Pangeran Siddharta mengajar para dewa.
Seorang wanita bernama Sujata mempersembahkan bubur kepada Pangeran Siddharta.
Pangeran Siddharta mempersiapkan diri untuk mandi.
Pangeran Siddharta menukar pakaian.
Para wanita dari Uruvela mempersembahkan makanan kepada Pangeran Siddharta.
Pangeran Siddharta pergi ke tepi sungai Nairanjara dengan membawa jubahnya yang sudah bekas pakai.
Pangeran Siddharta membuang jubahnya ke sungai.
Jubah tersebut diterima oleh Raja Naga Mucilinda.
Pangeran Siddharta menerima makanan dari Mucilinda.
Pangeran Siddharta memberi berkah kepada Mucilinda.
Pangeran Siddharta minta diberi rumput yang empuk untuk duduk.
Dari pintu Utara sampai pintu Timur
Pangeran Siddharta dalam perjalanan ke Buddha Gaya.
Pohon Bodhi diberi penghiasan.
Pangeran Siddharta bermeditasi di bawah pohon Bodhi.
Mara, iblis yang jahat, datang mengganggu Pangeran Siddharta dan mengancam untuk membunuhnya.
Mara mengirim anak-anaknya berupa wanita-wanita yang cantik sekali untuk menggoda Pangeran Siddharta.
Mara mencoba membujuk Pangeran Siddharta dengan membisikkan godaan di telinganya.
Godaan-godaan oleh Mara dengan memakai kekuatan gaib dan wanita-wanita cantik. Sang Pangeran duduk dengan sikap Bhumisparsa-Mudra.
(simbol dari tekad yang bulat).
Para dewa membasuh Pangeran Siddharta dengan air suci.
Pangeran Siddharta berhasil mencapai Penerangan Agung; Mara tidak berhasil menggagalkan usaha Pangeran Siddharta. Sekarang Pangeran Siddharta menjadi Buddha (Beliau memakai sikap Abaya-Mudra = Jangan Takut).
Buddha Gautama mendapat tempat duduk di taman Rusa.
Raja Naga Mucilinda menjumpai Buddha Gautama.
Para pertapa dari Bodhi-manda minta diberi berkah oleh Buddha Gautama.
Buddha Gautama mengajar cara melakukan Samadhi (Beliau memakai Dhyana-Mudra = Sedang Bermeditasi).
Para raja mempersembahkan makanan kepada Buddha Gautama dan mereka diberi pelajaran tentang “Bermurah hati”. (Beliau memakai Vara-Mudra = Memberi Anugerah).
Buddha Gautama sedang memberi pelajaran Dhamma.
Buddha Gautama berkunjung ke kota Savatthi untuk mengajar Dhamma.
Buddha Gautama berkunjung ke Uruvela untuk mengajar Dhamma.
Buddha Gautama berkunjung ke bekas guru-Nya Uddaka Ramaputra.
Buddha Gautama berkunjung ke Raja Bimbisara di Rajagaha.
Buddha Gautama berkunjung ke para pertapa.
Buddha Gautama bertemu dengan para dewa.
Buddha Gautama mengunjungi sebuah kota dan dijamu makan.
Buddha Gautama berkunjung ke bekas guru-Nya Alara Kalama.
Buddha Gautama berkunjung ke kota Maghada dan disambut dengan upacara yang meriah.
Dalam perjalanan ke Benares, Buddha Gautama menyeberangi sungai Gangga dengan terbang di atas air.
(Tukang perahu penyeberang tidak mau menyeberangkan Buddha Gautama tanpa pembayaran lebih dulu. Sebelum tukang perahu mengetahui apa yang terjadi, Buddha Gautama sudah ada di seberang sungai).
Buddha Gautama sedang dijamu.
Di sebuah bukit bernama Gaya, Buddha Gautama berjumpa kembali dengan para pertapa yang dulu telah meninggalkannya. Sekarang mereka menjadi murid Buddha Gautama.
Buddha Gautama diberi hormat oleh para pertapa lain.
Buddha Gautama diperciki air suci oleh para dewa.Buddha Gautama memberi khotbah di taman Rusa, dekat Benares.
Kawasan wisata Candi Borobudur terkena erupsi Gunung Merapi
Menari di Candi Buddha yang terbesar di abad ke 9
Nama Borobudur
Mengenai nama Borobudur sendiri banyak ahli purbakala yang menafsirkannya, di antaranya Prof. Dr. Poerbotjoroko menerangkan bahwa kata Borobudur berasal dari dua kata Bhoro dan Budur. Bhoro berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti bihara atau asrama, sedangkan kata Budur merujuk pada kata yang berasal dari Bali Beduhur yang berarti di atas. Pendapat ini dikuatkan oleh Prof. Dr. WF. Stutterheim yang berpendapat bahwa Borobudur berarti Bihara di atas sebuah bukit.
Prof. JG. De Casparis mendasarkan pada Prasasti Karang Tengah yang menyebutkan tahun pendirian bangunan ini, yaitu Tahun Sangkala: rasa sagara kstidhara, atau tahun Caka 746 (824 Masehi), atau pada masa Wangsa Syailendra yang mengagungkan Dewa Indra. Dalam prasasti didapatlah nama Bhumisambharabhudhara yang berarti tempat pemujaan para nenek moyang bagi arwah-arwah leluhurnya. Bagaimana pergeseran kata itu terjadi menjadi Borobudur? Hal ini terjadi karena faktor pengucapan masyarakat setempat.
Borobudur menyajikan perpaduan indah seni dari India dengan falsafah tradisional pada bangunan ibadah Indonesia
Misteri seputar Candi Borobudur
Sampai saat ini ada beberapa hal yang masih menjadi bahan misteri seputar berdirinya Candi Borobudur, misalnya dalam hal susunan batu, cara mengangkut batu dari daerah asal sampai ke tempat tujuan, apakah batu-batu itu sudah dalam ukuran yang dikehendaki atau masih berupa bentuk asli batu gunung, berapa lama proses pemotongan batu-batu itu sampai pada ukuran yang dikehendaki, bagaimana cara menaikan batu-batu itu dari dasar halaman candi sampai ke puncak, alat derek apakah yang dipergunakan?. Gambar relief, apakah batu-batu itu sesudah bergambar lalu dipasang, atau batu dalam keadaan polos baru dipahat untuk digambar. Dan mulai dari bagian mana gambar itu dipahat, dari atas ke bawah atau dari bawah ke atas? masih banyak lagi misteri yang belum terungkap secara ilmiah, terutama tentang ruang yang ditemukan pada stupa induk candi dan patung Budha, di pusat atau zenith candi dalam stupa terbesar, diduga dulu ada sebuah patung penggambaran Adibuddha yang tidak sempurna yang hingga kini masih menjadi misteri.
Kronologis Penemuan dan pemugaran Borobudur
- 1814 – Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Britania Raya di Jawa, mendengar adanya penemuan benda purbakala di desa Borobudur. Raffles memerintahkan H.C. Cornelius untuk menyelidiki lokasi penemuan, berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.
- 1873 – monografi pertama tentang candi diterbitkan.
- 1900 – pemerintahan Hindia Belanda menetapkan sebuah panitia pemugaran dan perawatan candi Borobudur.
- 1907 – Theodoor van Erp memimpin pemugaran hingga tahun 1911.
- 1926 – Borobudur dipugar kembali, tapi terhenti pada tahun 1940 akibat krisis malaise dan Perang Dunia II.
- 1956 – pemerintah Indonesia meminta bantuan UNESCO. Prof. Dr. C. Coremans datang ke Indonesia dari Belgia untuk meneliti sebab-sebab kerusakan Borobudur.
- 1963 – pemerintah Indonesia mengeluarkan surat keputusan untuk memugar Borobudur, tapi berantakan setelah terjadi peristiwa G-30-S.
- 1968 – pada konferensi-15 di Perancis, UNESCO setuju untuk memberi bantuan untuk menyelamatkan Borobudur.
- 1971 – pemerintah Indonesia membentuk badan pemugaran Borobudur yang diketuai Prof.Ir.Roosseno.
- 1972 – International Consultative Committee dibentuk dengan melibatkan berbagai negara dan Roosseno sebagai ketuanya. Komite yang disponsori UNESCO menyediakan 5 juta dolar Amerika Serikat dari biaya pemugaran 7.750 juta dolar Amerika Serikat. Sisanya ditanggung Indonesia.
- 10 Agustus 1973 – Presiden Soeharto meresmikan dimulainya pemugaran Borobudur; pemugaran selesai pada tahun 1984
- 21 Januari 1985 – terjadi serangan bom yang merusakkan beberapa stupa pada candi Borobudur yang kemudian segera diperbaiki kembali.
- 1991 – Borobudur ditetapkan sebagai Warisan Dunia UNESCO.
©2008 arie saksono
Sumber:
No comments:
Post a Comment