Friday, November 26, 2010

SEJARAH CANDI RARA JONGGRANG

SRI RATU SAADONG VII MENYELUSURI SEJARAH CANDI  HINDU TERCANTIK DI DUNIA


Sri Ratu Saadong Vii dalam episod ini menyudikan masa bersama krew kebudayaan Yogyakarta menghadiri acara Tari dan lakon teater Ramayana yang diadakan di taman budaya Candi Prambanan . Kisah dongeng 1001 malam antara Roro Jonggrang dengan Pangeran Bandung menjadi sebutan hingga ke hari ini terutama bagi peneliti sejarah , pengamat budaya dan penggemar melancong . Alkisah, pada dahulu kala terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteran dan damai. Tetapi, apa yang terjadi kemudian? Kerajaan Prambanan diserang dan dijajah oleh negeri Pengging. Ketentraman Kerajaan Prambanan menjadi terusik. Para tentera tidak mampu menghadapi serangan pasukan Pengging. Akhirnya, kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging, dan dipimpin oleh Bandung Bondowoso. Putri Anis memulai perjalanan dengan santapan malam di bistro antik yang terdapat di situ kerana setiap pengunjung yang menyertai persembahan harus menempah tiket terlebih awal dan akan disiapkan dengan hidangan malam .Terdapat pelbagai versi yang mengisahkan soal Roro Jonggrang termasuk versi Sunda dan Jawa  yang kesemunaya menceritakan kisah yang hampir sama . Sama ada benar atau tidak , perlulah para pengkaji sejarah mengambil perhatian yang lebih demi merungkai fakta-fakta yang logik dan benar .



Mengunjungi Candi Prambanan Hindu . Putri Anis diapit oleh pengawal yang menjaga tempat bersejarah ini


Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.
Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.

Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.

Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.

Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.

Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas, berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).

Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi oleh banyak orang sampai sekarang dan digunakan untuk berbagai kepentingan. Indonesia menggunakannya untuk lambang negara. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Negara lain yang juga menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand, dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah Krut atau Pha Krut.

Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.
Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan untuk berbagai kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali mengembangkan konsep Tri Hita Karana untuk pelestarian lingkungan dengan melihat relief Kalpataru di candi ini. Pohon kehidupan itu juga dapat ditemukan pada gunungan yang digunakan untuk membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang ada di Prambanan telah mendunia.

Kalau cermat, anda juga bisa melihat berbagai relief burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea) yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu sendiri. Sebab, hingga kini belum ada satu orang pun yang bisa memecahkan misteri itu.

Nah, masih banyak lagi yang bisa digali di Prambanan. Anda tak boleh jemu tentunya. Kalau pun akhirnya lelah, anda bisa beristirahat di taman sekitar candi. Tertarik? Datanglah segera. Sejak tanggal 18 September 2006, anda sudah bisa memasuki zona 1 Candi Prambanan meski belum bisa masuk ke dalam candi. Beberapa kerusakan akibat gempa 27 Mei 2006 lalu kini sedang diperbaiki.

(Dipetik dari Naskah: Yunanto Wiji Utomo)




Pemandangan malam di Candi Prambanan melambangkan keteguhan dalam mencari identiti sejarah Rara Jonggrang

Pemikiran Putri Anis berkenaan Sejarah Roro Jonggrang
Sejarah yang samar dan pudar  mengenai kisah lagenda Roro jonggrang ini dapat disedari tentang pergolakan politik dalam negeri Mataram antara wangsa Sanjaya dengan Syailendra yang mana membuahkan suatu legenda antara realiti politik kerajaan dengan ceritera yang hidup turun temurun yang telah menembus batas batas ruang dan batas waktu. Satu wangsa melahirkan tokoh Rara Jonggrang dan wangsa yang lain melahirkan tokoh Pangeran Bandung Bondowoso.

Ini dapat dilihat apabila  dua wangsa/dinasti di replika dalam Dinasti Pengging dan Dinasti Boko. Penguasa Pengging mengangkat Putera mahkotanya Pangeran Bandung menjadi panglima Kerajaan untuk berperang menggulung kekuatan kerajaan Boko. Kehebatan Pangeran Bandung menghantarkan sampai menewaskan penguasa Kerajaan Boko adalah ayahanda Puteri Rara Jonggrang. Nama Jonggrang sendiri sudah mengisyaratkan bahawa sang putri adalah wanita utama dan lebih dibanding dengan wanita lain.Jonggrang=jangkung=tinggi semampai, Rara Jonggrang=wanita yang semampai=cantik jelita.Jadi wajarlah Rara Jonggrang adalah berperanan wanita sewaktu sejarahnya .

Ketika penyerbuan masuk Kerajaan Boko Sang Pangeran yang senantiasa siaga dalam perang menjadi terhenyak atau tersentak tiba-tiba menghentikan operasi penyerbuan karena terpesona akan puteri kerajaan yang diserbunya.

Lakon perang menjadi berubah seketika menjadi lakon asmara. Sang Bandung jatuh cinta dan ini diketahui oleh Puteri Rara Jonggrang sehingga ketika Sang Pangeran mengajukan niat untuk melamarnya maka Sang Putri menegaskan niatnya.Diajukan persyaratan bahawa Pangeran Bandung supaya membuatkan untuk dirinya Sumur Jalatunda dan candi Seribu.

Sumur Jalatunda berhasil dibuat dan Bandung di sarankan untuk masuk kedalam sumur.Ketika sudah masuk Rara Jonggrang memerintahkan pengawalnya memasukan batu batuan kedalam sumur untuk menimbun nya.Bandung lepas dari timbunan dan sempat terbakar kemarahan karena tipu daya namun sekali lagi terpesona Rara Jonggrang memadamkan seketika api kemarahannya itu.

Syarat kedua harus dijalani Bandung dengan membuat candi 1000 dan ini pun tidak lepas dari tipu daya pula.Menyaksikan pekerjaan Bandung hampir selesai dalam semalam tipu daya Jonggrang pun beraksi untuk ke dua kali nya.Dibangunkannya para dayang dayang Istana dan perempuan desa untuk menumbuk padi dan gejok lesungan serta membakar jerami disebelah timur pekerjaan .

Disebutkan bahawa para makluk halus yang mengira hari sudah pagi pada lari tunggang langgang meninggalkan pekerjaannya sehingga candi 1000 kurang satu. Persyaratan 1000 tidak terpenuhi dan dinyatakan gagal alias Rara jonggrang punya alasan bahawa sang peminang bandung tidak memenuhi syarat.

Antara lagenda dengan fakta sesungguhnya sangat berlainan meskipun kesamaan mendekati kemiripan.Dua wangsa Syailendra dengan Sanjaya yang menguasai wilayah Mataram berbeza keyakinan (Budha-Hindu) hendak menyatukan dua wangsa dalam perbezaan mereka untuk mewujudkan kesatuan tetapi ceritera yang bocor ke masyarakat menjadi lain dengan sesungguhnya meski beberapa kemiripan iaitu antara cinta dan tipu daya senantiasa menyertai dalam setiap pergolakan politik Jawa sama dengan kisah Brawijaya V dalam kisah Majapahit dengan Puteri Cina Selir . Peranan puteri puteri di jawa dalam strategi perang tidak lepas merupakan bahagian yang menentukan dalam meredam kekuatan lawan dan melenyapkannya. Perkembangan Mataram sebagai kerajaan Jawa senantiasa memanggil pesona-intrik-tipudaya sekaligus juga kekejaman dan kita mewarisi dalam seperti itu.




Berbusana anggun dan sopan bilamana memasuki tempat bersejarah ini

Loro Jonggrang dalam kisah masyarakat Jawa



 Loro Jonggrang, atau lebih tepat dieja sebagai Rara/Lara Jonggrang atau biasa disebut Durga Mahisasuramardini adalah sebuah legenda atau cerita rakyat yang ingin menjelaskan adanya Candi Prambanan di Jawa Tengah. Cerita ini berdasarkan arca Dewi Durga yang ditemukan di desa Prambanan, Jawa Tengah ini.

Rara Jonggrang artinya adalah “dara (gadis) langsing”. Menurut rakyat setempat ceritanya seperti ini:


Alkisah adalah seorang Raja yang bernama Raja Baka (Boko) dan mempunyai putri sangat cantik, Rara Jonggrang. Maka iapun dilamar oleh Bandung Bandawasa (Bandung Bondowoso). Rara Jongrang pun disuruh menikah dengan Bandung Bandawasa tidak mau karena tidak mencintainya. Akhirnya ia setuju asalkan permintaannya dikabulkan. Permintaannya ialah minta dibangunkan 1.000 candi dalam waktu satu hari satu malam.



Bandung Bandawasa setuju, lalu ia mulai membangun, tetapi setelah malam hari ia meminta bantuan makhluk halus sehingga pembangunan bisa lebih cepat. Rara Jongrang khawatir dan ia menyuruh dayang-dayangnya supaya membunyikan suara-suara berisik dan membangunkan hewan-hewan peliharaan supaya para makhluk halus takut. Ternyata benar, para makhluk halus mengira hari telah pagi dan mereka bersembunyi lagi. Bandung Bandawasa melihat bahwa jumlah candi hanya 999 dan ia tahu bahwa ia telah dikelabui oleh Rara Jongrang yang berbuat curang. Maka iapun murka dan menyihir Rara Jongrang menjadi patung batu yang menghias candi terakhir.


Menurut kepercayaan umat Hindu, Durga (Dewanagari: दुर्गा) adalah sakti (=istri) Siwa. Dalam agama Hindu, Dewi Durga (atau Betari Durga) adalah ibu dari Dewa Ganesa danDewa Kumara (Kartikeya). Ia kadangkala disebut Uma atau Parwati. Dewi Durga biasanya digambarkan sebagai seorang wanita cantik berkulit kuning yang mengendarai seekor harimau. Ia memiliki banyak tangan dan memegang banyak tangan dengan posisi mudra, gerak tangan yang sakral yang biasanya dilakukan oleh para pendeta Hindu.
Di Nusantara, Dewi ini cukup dikenal pula. Candi Prambanan di Jawa Tengah, misalkan juga dipersembahkan kepada Dewi ini.

Putri Anis turut menghadiri teater Ramayana sewaktu berkunjung ke Candi Prambanan

Ternyata sudah banyak peradaban modern sebelum masa kita sekarang. Masa sebelum 4000 SM yang dianggap sebagai masa pra sejarah dengan peradaban Sumeria sebagai peradaban tertua didunia ternyata dianggap salah. Adanya Teori Atlantis, Lemuria, kini makin diperkuat dengan bukti tertulis seperti percakapan Plato mengenai dialog Solon dan pendeta Mesir kuno mengenai Atlantis.
Naskah kuno Hinduisme mengenai Ramayana dan dinastinya, Bharatayudha dan kerajaan Hastinapura, bahkan bukti arkeologi mengenai peradaban Monhenjo-Daroo yang berhasil ditemukan di Pakistan utara, Easter Island dan Pyramid Mesir maupun Amerika Selatan sedikitnya juga telah menunjukkan bahwa memang telah ada peradaban modern di masa ribuan atau bahkan jutaan tahun sebelum era Masehi.
# Dinasti Rama
Dinasti Rama diperkirakan berkuasa di bagian Utara India – Pakistan – Tibet hingga Asia Tengah pada tahun 30.000 SM hingga 15.000 SM. Beberapa naskah Wedha dan Jain yang antara lain mengenai Ramayana dan Mahabharata ternyata memuat bukti historis maupun gambaran teknologi dari Dinasti Rama yang diyakini pernah mengalami zaman keemasan dengan tujuh kota utamanya “Seven Rishi City” yang salah satunya adalah Mohenjo Daroo (Pakistan Utara).
Beberapa kemajuan peradaban masa lalu:
  1. Atlantis dan Dinasti Rama pernah mengalami masa keemasan (Golden Age) pada saat yang bersamaan antara 30.000-15.000 SM.
  2. Keduanya sudah menguasai teknologi nuklir.
  3. Keduanya memiliki teknologi dirgantara dan aeronautika yang canggih hingga memiliki pesawat berkemampuan dan berbentuk seperti UFO (berdasarkan beberapa catatan) yang disebut Vimana (Rama) dan Valakri (Atlantis).
  4. Penduduk Atlantis memiliki sifat agresif dan dipimpin oleh para pendeta (enlighten priests), sesuai naskah Plato.
  5. Dinasti Rama memiliki tujuh kota besar (Seven Rishi’s City) dengan ibukota Ayodhya dimana salah satu kota yang berhasil ditemukan adalah Mohenjo-Daroo.
  6. Persaingan dari kedua peradaban tersebut mencapai puncaknya dengan perang yang menggunakan senjata nuklir.
  7. Para ahli menemukan bahwa pada puing-puing maupun sisa-sisa tengkorak manusia yang ditemukan di Mohenjo-Daroo mengandung residu radio-aktif yang hanya bisa dihasilkan lewat ledakan Thermonuklir skala besar.
  8. Dalam sebuah seloka mengenai Mahabharata, diceritakan dengan kiasan sebuah senjata penghancur massal yang akibatnya mirip sekali dengan senjata nuklir masa kini.
  9. Beberapa Seloka dalam kitab Wedha dan Jain secara eksplisit dan lengkap menggambarkan bentuk dari “wahana terbang” yang disebut ‘”Vimana” yang ciri-cirinya mirip piring terbang masa kini.
  10. Sebagian besar bukti tertulis justru berada di India dalam bentuk naskah sastra, sedangkan bukti fisik justru berada di belahan dunia barat yaitu Piramid di Mesir dan Amerika Selatan.
Singkatnya segala penyelidikan diatas berusaha menyatakan bahwa umat manusia pernah maju dalam peradaban Atlantis dan Rama. Bahkan jauh sebelum 4000 SM manusia pernah memasuki abad antariksa dan teknologi nuklir. Akan tetapi zaman keemasan tersebut berakhir akibat perang nuklir yang dahsyat pula. Hingga pada masa sesudahnya, manusia sempat kembali ke zaman primitif yang kemudian berakhir dengan munculnya peradaban Sumeria sekitar 4000 SM atau 6000 tahun yang lalu.
#  Penemuan jembatan Ramayana (Sri Rama Bridge)
Semua kisah tentang perjalanan hidup manusia kera dan Rama, terangkum dalam kitab suci Ramayana yang ditulis oleh pendeta Walmiki untuk mengenang kisah kepahlawanan Hanuman dan perjuangan cinta Sri Rama terhadap istrinya Dewi Sinta. Di dalam cerita Ramayana tersebutlah kisah bahwa ia hendak menyelamatkan istrinya “Dewi Sinta” yang diculik oleh Rahwana dan dibawa ke negeri Alengka. Saat Rama dan adiknya Lasmana beserta para tentaranya bersiap-siap menuju Alengka, mereka harus berhenti karena terhalang oleh luasnya laut yang membentang didepan.
Sri Rama dan pemimpin wanara lainnya akhirnya harus berunding untuk memikirkan cara menyeberang ke Alengka mengingat tidak semua prajuritnya bisa terbang. Keputusannya Rama menggelar suatu upacara di tepi laut untuk memohon bantuan dari Dewa Baruna. Selama tiga hari Rama berdo’a namun tidak mendapat jawaban, akhirnya kesabarannya habis, kemudian ia mengambil busur dan panahnya untuk mengeringkan lautan.
Melihat laut akan binasa, Dewa Baruna datang menemui Rama dan meminta maaf atas kesalahannya. Dewa Baruna menyarankan agar para wanara membuat jembatan besar tanpa perlu mengeringkan atau mengurangi kedalaman lautan. Nila pun ditunjuk sebagai arsitek jembatan tersebut.
Dibantu panglima kera Hanuman dan jutaan pasukan kera dari Raja Sugriwa, Sri Rama mengurug (menimbun) lautan dengan batu karang dan membangun jembatan selama bertahun tahun. Jembatan ini dibangun dengan menggunakan batu dan pasir apung, namun para Dewa mengatakan dikemudian hari batuan tersebut akan menancap ke dasar laut, yang akhirnya menciptakan rangkaian batu karang. Setelah bekerja dengan giat, jembatan tersebut terselesaikan dalam waktu yang relatif singkat dan diberi nama “Situbanda”. (Apa hubungan dengan wilayah di Jawa Timur yang bernama Situbondo?). Kemudian berkat jembatan inilah pasukan Rama akhirnya berhasil menyeberang dan menaklukan kerajaan Alengka serta merebut Dewi Sinta dari Rahwana.
Begitulah singkat cerita tentang Kisah Ramayana, benar atau tidaknya masih dalam tahap penyelidikan. Namun belakang ini banyak bukti-bukti yang mengarah pada pembenaran akan kisah tersebut, diantaranya telah ditemukannya sebuah jembatan yang sangat unik di selat Palk antara India dan Srilangka. Jembatan misterius ini telah menghubungkan dua buah daratan yaitu antara Manand Island (Srilanka) dan Pamban Island (India). Sehingga ini pun dianggap sebagai bukti adanya jebatan dalam kisah Ramayana tersebut.
Jembatan yang satu ini memang unik da sangat jauh berbeda dengan jembatan-jembatan lain di dunia. Keberadaannya tidak di darat melainkan di bawah air laut sekitar 1.5 meter. Keberadaan jembatan ini baru akan nyata bila air laut sedang surut, khususnya tatkala bulan sedang tidak bersinar. Saat bulan tidak bersinar air laut akan surut dan jembatan ini bisa dilihat dengan mata telanjang. Tapi bila sedang bulan purnama penuh, air akan meninggi dan gelombang laut jadi besar sehingga jembatan sulit dilihat. Sehingga sering disebut sebagai “Mysterious Places in the World’s
Konstruksinya akan tampak lebih nyata bila kita lihat dari udara. Jembatan yang panjangnya 18 mil atau sekitar 30 km dengan lebar hampir 100 m ini tampak meliuk seperti seekor ular.
Berikut adalah foto-foto Sri Rama Bridge hasil pantauan NASA:
NASA (badan antariksa Amerika Serikat) beberapa kali telah mengambil foto jembatan ini melalui pantauan udaranya. Dari gambar yang mereka peroleh terlihat bahwa jembatan ini liku-liku konstruksinya terdiri dari tumpukkan batu karang berbentuk balok ataupun tak beraturan. Namun satu sama lain berdiri kokoh seperti dalam satu ikatan, yang tidak ada tanda-tanda bekas kerusakan selama jutaan tahun.
Sampai sekarang para ahli arkeologi Sri Langka, tidak mengetahui berapa bobot tumpukan-tumpukan konstruksi batu itu. Hubungan antara batu karang yang satu dengan yang lain sulit dibongkar, persis seperti ikatan batuan di pyramid Mesir atau Tembok Cina. Kendati belum diketahui bobot timbangnya, namun ditaksir tidak kurang antara 10 ton s.d. 20 ton setiap baloknya.
Dirjen Archeologis Srilangka, SV. Deraniyagala, mengungkapkan perhatian dunia terhadap Sri Rama Bridge tahun 2009 berkembang lebih serius. Hal ini terlihat setelah pemerintahnya dengan bantuan PBB (UNESCO) memberikan bantuan berupa tenaga ahli dan dana untuk meneliti keberadaan jembatannya lebih mendalam. UNESCO mempertimbangkan penelitian Sri Rama Bridge ini sebagai mahakarya “purba”, yang tiada duanya di dunia dan masih dapat dinikmati oleh masyarakat hingga kini. Bahkan PBB memasukkannya ke dalam kelompok penelitian khusus, yang harus diteliti lebih mendetail sebagai salah satu maha karya dunia yang masih ada.
Sejak awal Januari tahun ini badan PBB (UNESCO) telah mengucurkan dana tidak kurang dari 100 juta dolar Amerika untuk melanjutkan penelitian lebih mendalam karya misterius ini. Pada tahap awal ini, pusat perhatian penelitian tertuju pada aspek-aspek yang lebih luas. Pertama, menelusuri aspek arkeologis, sambil menelusuri berapa tahun usia jembatan batu karang itu. Diduga kuat usianya lebih tua dari pyramid-pyramid Mesir yang dibangun oleh Fir`aun. Kedua, meneliti perkembangan antropologis jutaan tahun silam dan perkembangan kebudayaannya akan mengungkap tabir pengetahuan terhadap masa lalu secara gamblang dan mengungkap lebih jauh seluruh aspek yang secara baku sudah ada pada masanya. Secara lebih luas aspek tersebut, kini menjadi bahan dasar acuan komprehensif, penelitian-penelitian para ahli dari berbagai disiplin ilmu di dunia.
Sekarang dari segi arkeologis, para peneliti mencari tahu siapa sebenarnya arsitek yang membangun jembatan tersebut. Sebab dengan teknologi sekarang, pembangunan itu masih belum terjangkau oleh akal manusia. Tak terbayangkan bagaimana orang-orang dahulu membangun sebuah jembatan yang kokoh sepanjang 18 mil atau 30 km di atas permukaan laut yang cukup ganas ombaknya. Sebagaimana gambaran pembangunannya yang terekam dalam kitab suci umat hindu ribuan tahun lalu. Batuan karang yang rata-rata beratnya antara 10-20 ton itu tersusun rapi dan cukup kokoh hingga terbukti bisa menahan gelombang laut yang ganas selama berabad-abad.
Dalam kitabnya, Walmiki mengungkapkan Sri Rama membutuhkan bantuan jutaan ekor kera untuk mengangkut batu dan mengurug lautan. Bila melihat postur kera seperti sekarang, agak sulit diterima akal bila mahluk itu mampu berkolaborasi dengan manusia yang notabene jumlahnya saat itu masih terbatas. Bantuan pasukan kera itu datang dari Sugriwa, raja kera yang tengah berseteru dengan saudaranya Subali. Setelah ada kesepakatan, Sri Rama membantu merebut tahta Sugriwa dari Subali. Setelah berhasil, bangsa kera membantu Rama membangun jembatan penyebrangan dari Rameswaram (India) ke Sri langka.
Kemudian dari kisah tersebut maka yang menjadi bahan pertanyaan para ahli antropologi Srilangka dan Unicef adalah, benarkah sosok raja Sri Rama yang brilian itu pernah lahir di muka bumi dan membuat sebuah karya yang spektakuler? Kalau pernah ada, dari bangsa mana dan pada masa apa kehadirannya. Karena dalam kitab suci itu diungkapkan, bahwa Rama dibantu jutaan kera membangun jembatan penyebrangan ke Alengka. Dari hasil penelitian lanjutan terungkap, yang pasti Sri Rama bukan dari ras Homo Sapiens (bangsa kera), tapi diduga kuat dari peralihan homo Sapeinsis ke Australiensis. Ras ini memiliki tingkat kecerdasan yang sangat tinggi, yang mampu membuat sebuah mahakarya dunia yang tahan oleh hempasan waktu, dan gelombang laut yang cukup ganas selama beribu-ribu tahun.
Menurut S.U.Deraniyagala, Direktur Jenderal Arkeologi Srilanka yang juga  pengarang buku “The Early Man and The Rise of Civilization in Srilangka”, dari sejumlah bukti yang ada, baik berupa artefak dan peralatan hidup lainnya, sejak dua juta tahun yang lalu di Srilangka memang telah ada komunitas kehidupan yang aktif. Salah satu buktinya adalah, penemuan kerangka manusia raksasa yang diperkirakan hidup di periode zaman Satya (Satya Yuga). Memiliki postur tubuh jangkung dengan ketinggian sekitar 60 hasta atau setinggi pohon kelapa.
Ia juga mengatakan bahwa peradaban manusia telah muncul di Kaki Gunung Himalaya sekitar 2.000.000 tahun silam, walaupun menurut para sejarawan peradaban paling awal di daratan India adalah peradaban bangsa Ca, hal itu bukan merupakan suatu jaminan bahwa terdapat peradaban yang lebih tua lagi dari mereka sebelumnya. Para sarjana menafsirkan bahwa mungkin jembatan purba ini  (Sri Rama Bridge) dibangun setelah daratan Srilanka terpisah oleh India jutaan tahun silam. Ini bertujuan sebagai mobilitas migrasinya manusia ketimbang menggunakan jalur laut yang ombaknya ganas. Selama ribuan tahun, mereka bermigrasi ke seluruh daratan Asia terus sampai ke Timur jauh, sebelum kemudian jembatan itu ditenggelamkan oleh air laut akibat mencairnya es di Kutub Utara.
Data terakhir hasil penelitian para ahli badan dunia juga mengungkap soal umur dan penggunaan jembatan yang kini berada di bawah laut tersebut. Penggunaan “uji carbon” dalam penelitian tersebut hanya mampu mengungkap usia hingga 5.000 tahun. Namun untuk mengungkap lebih jauh lagi tentang usia dari karya dunia ini, maka para ahli Badan PBB ini menggunakan “Uranium Radio Isotop”. Dan ternyata dari hasil uji radio isotop itu cukup mengagumkan. Para ahli berhasil mengungkap bahwa usia jembatan “Sri Rama Bridge” mendekati usia hingga jutaan tahun.
Menurut DR. Vijaya Laksmi, profesor arkeologi dari Bharataduth University Colombo, bahwa dari hasil uji karbon sebelumnya terungkap usia Sri Rama Bridge ini sekitar 3.500-4.000 tahun. Namun dengan metodologi yang baru, terungkap bahwa usia obyek penelitian ini berkisar antara 1.750.000 – 2.000.000 tahun. Diungkapkan lebih jauh, bahwa berdasarkan cakram waktu Hindu, pembangunan jembatan Sri Rama ini berada pada kisaran waktu masa Sathya yaitu sekitar 1.728.000 tahun. Sementara masa waktu lainnya yaitu masa Tredha 1.296.000 tahun, masa Kali 4.320.000 tahun dan masa Dwapara 8.640.000 tahun yang lalu.
Srilankan Archeology Department juga telah mengeluarkan suatu statment yang menyebutkan bahwa usia Sri Rama Bridge mungkin berkisar diantara 1.000.000 hingga 2.000.000 tahun. Namun apakah jembatan ini benar-benar terbentuk secara alami ataukah merupakan suatu mahakarya manusia sampai sekarang hal itu belum bisa mereka terangkan secara lebih detil.
Entah mana yang benar?? Namun yang jelas salah satu peradaban manusia (Hindu) ternyata masih ada dan benar-benar terbukti sebagai warisan budaya dunia dari masa lampau. Warisan ini juga telah menunjukkan bahwa dimasa lampau manusia pernah memasuki masa keemasan dengan bukti adanya kemajuan ilmu pengetahuan mereka dalam pembuatan jembatan (Sri Rama Bridge) ini. Jagar ini harus selalu kita jaga dan lestarikan, karena Jembatan Sri Rama ini merupakan satu-satunya bukti fisik adanya kisah epos klasik dunia “Ramayana” dan juga menunjukkan kepada kita tentang keberadaan dan kemajuan peradaban meraka di masa lalu.
Namun sayang dengan alasan membuka jalur perdagangan laut, pemerintah India berencana membongkar jembatan ini. Sehingga banyak kalangan umat Hindu tidak setuju dengan rencana pemerintah India itu. “Umat Hindu dunia mesti menyelamatkan jembatan ini, karena ia tak saja merupakan warisan dunia, tapi satu-satunya bukti fisik yang diwariskan Ramayana,” papar Mrs. Kusum Vyas, dari Lembaga Esha Wyasam Houston, Texas, Amerika Serikat.
Berbicara di Bali-India Foundation, dalam  konperensi pemanasan global di Nusa Dua, Bali, Mrs. Kusuma Vyas (ilmuwan kelahiran Kenya, Afrika), menolak keras rencana pemerintah India untuk membuka jalur perdagangan laut di seputar Jembatan Setu Rama. Alasanya, Setu Rama adalah warisan peradaban zaman, situs bernilai tinggi dan satu-satunya dimiliki oleh dunia. Jika rencana itu diteruskan, Kusuma Vyas khawatir, ekosistem biota laut turut juga rusak, laut akan tercemar.
Dia juga mengatakan “Setu Rama adalah lambang peradaban Hindu. Hal ini tidak boleh dihancurkan. Menghancurkan, berarti menghilangkan jejak suatu peradaban yang berakar kuat dalam kepercayaan umat Hindu dunia. Kita tidak mau kehilangan warisan sejarah yang tak ternilai itu. Jembatan sepanjang 30 Km berusia 1,7 juta tahun ini harus diselamatkan umat dunia”
Disadur dari:
* http://www.id.wikipedia.org
* dan beberapa sumber


Kisah Ramayana mempunyai banyak versi dengan berbagai penyimpangan isi cerita, termasuk di India sendiri
Ramayana dari bahasa Sansekerta (रामायण) Rāmâyaṇa yang berasal dari kata Rāma dan Ayaṇa  yang berarti "Perjalanan Rama", adalah sebuah cerita epos dari India yang digubah oleh Walmiki (Valmiki) atau Balmiki. Cerita epos lainnya adalah Mahabharata.

Ramayana terdapat pula dalam khazanah sastra Jawa dalam bentuk kakawin Ramayana, dan gubahan-gubahannya dalam bahasa Jawa Baru yang tidak semua berdasarkan kakawin ini.

Dalam bahasa Melayu didapati pula Hikayat Seri Rama yang isinya berbeda dengan kakawin Ramayana dalam bahasa Jawa kuna.

Di India dalam bahasa Sansekerta, Ramayana dibagi menjadi tujuh kitab atau kanda sebagai berikut:

   1. Balakanda
   2. Ayodhyakanda
   3. Aranyakanda
   4. Kiskindhakanda
   5. Sundarakanda
   6. Yuddhakanda
   7. Uttarakanda


Banyak yang berpendapat bahwa kanda pertama dan ketujuh merupakan sisipan baru. Dalam bahasa Jawa Kuna, Uttarakanda didapati pula.


Menunggu pementasan wayang Ramayana dimulakan

Ringkasan Cerita Ramayana

Prabu Dasarata dari Ayodhya

Wiracarita Ramayana menceritakan kisah Sang Rama yang memerintah di Kerajaan Kosala, di sebelah utara Sungai Gangga, ibukotanya Ayodhya. Sebelumnya diawali dengan kisah PrabuDasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: KosalyaKekayi, dan Sumitra. Dari Dewi Kosalya, lahirlah Sang Rama. Dari Dewi Kekayi, lahirlah Sang Bharata. Dari Dewi Sumitra, lahirlah putera kembar, bernama Lakshmana dan Satrugna. Keempat pangeran tersebut sangat gagah dan mahir bersenjata.
Pada suatu hari, Rsi Wiswamitra meminta bantuan Sang Ramauntuk melindungi pertapaan di tengah hutan dari gangguan pararakshasa. Setelah berunding dengan Prabu Dasarata, Rsi Wiswamitra dan Sang Rama berangkat ke tengah hutan diiringi Sang Lakshmana. Selama perjalanannya, Sang Rama danLakshmana diberi ilmu kerohanian dari Rsi Wiswamitra. Mereka juga tak henti-hentinya membunuh para rakshasa yang mengganggu upacara para Rsi. Ketika mereka melewati Mithila, Sang Rama mengikuti sayembara yang diadakan Prabu Janaka. Ia berhasil memenangkan sayembara dan berhak meminang DewiSita, puteri Prabu Janaka. Dengan membawa Dewi Sita, Rama dan Lakshmana kembali pulang ke Ayodhya.
Prabu Dasarata yang sudah tua, ingin menyerahkan tahta kepadaRama. Atas permohonan Dewi Kekayi, Sang Prabu dengan berat hati menyerahkan tahta kepada Bharata sedangkan Rama harus meninggalkan kerajaan selama 14 tahun. Bharata menginginkan Rama sebagai penerus tahta, namun Rama menolak dan menginginkan hidup di hutan bersama istrinya dan Lakshmana. Akhirnya Bharata memerintah Kerajaan Kosala atas nama Sang Rama.

Rama hidup di hutan

Dalam masa pengasingannya di hutan, Rama dan Lakshmanabertemu dengan berbagai rakshasa, termasuk Surpanaka. Karena Surpanaka bernafsu dengan Rama dan Lakshmana, hidungnya terluka oleh pedang Lakshmana. Surpanaka mengadu kepadaRawana bahwa ia dianiyaya. Rawana menjadi marah dan berniat membalas dendam. Ia menuju ke tempat Rama dan Lakshmana kemudian dengan tipu muslihat, ia menculik Sita, istri Sang Rama. Dalam usaha penculikannya, Jatayu berusaha menolong namun tidak berhasil sehingga ia gugur.
Rama yang mengetahui istrinya diculik mencari Rawana keKerajaan Alengka atas petunjuk Jatayu. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan Sugriwa, Sang Raja Kiskindha. Atas bantuan Sang Rama, Sugriwa berhasil merebut kerajaan dari kekuasaan kakaknya, Subali. Untuk membalas jasa, Sugriwa bersekutu dengan Sang Rama untuk menggempur Alengka. Dengan dibantuHanuman dan ribuan wanara, mereka menyeberangi lautan dan menggempur Alengka.

Rama menggempur Rawana

Rawana yang tahu kerajaannya diserbu, mengutus para sekutunya termasuk puteranya – Indrajit – untuk menggempur Rama. Nasihat Wibisana (adiknya) diabaikan dan ia malah diusir. Akhirnya Wibisana memihak Rama. Indrajit melepas senjata nagapasa dan memperoleh kemenangan, namun tidak lama. Ia gugur di tangan Lakshmana. Setelah sekutu dan para patihnya gugur satu persatu, Rawana tampil ke muka dan pertarungan berlangsung sengit. Dengan senjata panah Brahmāstra yang sakti, Rawana gugur sebagai ksatria.
Setelah Rawana gugur, tahta Kerajaan Alengka diserahkan kepadaWibisanaSita kembali ke pangkuan Rama setelah kesuciannya diuji. Rama, Sita, dan Lakshmana pulang ke Ayodhya dengan selamat. Hanuman menyerahkan dirinya bulat-bulat untuk mengabdi kepada Rama. Ketika sampai di Ayodhya, Bharatamenyambut mereka dengan takzim dan menyerahkan tahta kepada Rama.

source: www.wikipedia.org

Kisah Ramayana dalam tari yang indah . Datuk Mahyudin Al Mudra bersama Sri Ratu Saadong Vii menyaksikan ragam keseniaan Jawa yang budayanya hampir sama dengan negeri Kelantan
Masyarakat Yogyakarta boleh bangga memiliki salah satu pertunjukan tari yang sudah tersohor di mancanegara, yakni seni drama (sendra) tari Ramayana. Walaupun ada banyak sendra tari Ramayana di tempat lain, pertunjukan yang ada di Yogya ini terasa lebih istimewa. Pasalnya cerita Ramayana atau kisah tentang Pangeran Rama ini digambarkan di dinding Candi Prambanan. Sendra tari Ramayana yang diangkat dari kisah Rama dan Shinta merupakan kesenian yang menggabungkan kesenian tarian dan drama. Dalam pementasannya, Sendra tari Ramayana didukung kurang lebih 200 orang terdiri dari penari, penyanyi, dan pemain musik tradisional. Pemain mengenakan pakaian khas Jawa yang dipakai pada masa itu, dilengkapi dengan senjata berupa panah, tombak, dan keris. Beberapa pemainnya juga ada yang mengenakan kostum kera. Menurut Happy Sulistiawan, seorang pemandu wisata di Yogyakarta, para penari yang mengenakan pakaian biru bermakna bahwa adegan tersebut sedang berada di air atau laut. Menurutnya kisah yang diangkat dalam sendra tari Ramayana selain pada bulan purnama merupakan kisah yang telah dipersingkat. “Tergantung sutradaranya, mana adegan yang dipersingkat atau dihilangkan, namun secara inti cerita tetap sama” jelas Happy, yang menyaksikan dari balkon di belakang bangku penonton. Cerita Ramayana yang ditulis oleh Walmiki pada abad ke-4 sebelum masehi. Kisahnya menceritakan perjuangan cinta, nafsu, dan ketamakan. Cerita yang berasal dari Tanah Hindustan, India ini sampai ke Indonesia seiring dengan pernyebaran agama Hindu. Cerita dimulai ketika Prabu Janaka mengadakan sayembara untuk menentukan pendamping Dewi Shinta (puterinya) yang akhirnya dimenangkan Rama Wijaya. Dilanjutkan dengan petualangan Rama, Shinta, dan adik lelaki Rama yang bernama Laksmana di Hutan Dandaka. Di hutan itulah mereka bertemu Rahwana yang ingin memiliki Shinta karena dianggap sebagai jelmaan Dewi Widowati, seorang wanita yang telah lama dicarinya. Untuk menarik perhatian Shinta, Rahwana mengubah seorang pengikutnya yang bernama Marica menjadi seekor Kijang. Usaha itu berhasil karena Shinta terpikat dan meminta Rama memburunya. Laksama mencari Rama setelah lama tak kunjung kembali sementara Shinta ditinggalkan dan diberi perlindungan berupa lingkaran sakti agar Rahwana tak bisa menculik. Perlindungan itu gagal karena Shinta berhasil diculik setelah Rahwana mengubah diri menjadi sosok Durna. Jatayu atau Burung Garuda mencoba menolong Dewi Shinta, namun sayapnya malah dipotong oleh Rahwana. Dari Jatayu lah Rama dan Laksmana tahu bahwa yang menculik Dewi Shinta adalah raksasa dari kerajaan Alengka (Sri lanka). Dalam pencariannya Rama dan laksamana harus bersekutu dengan pasukan kera pimpinan Sugriwa dan juga bersama kera putih sakti Hanoman. Hanoman yang diperintahkan untuk mencari Dewi Shinta ke Kerajaan Alengka akhirnya tertangkap pasukan Rahwana dan dibakar hidup-hidup, namun Hanoman berhasil lolos. Pada adegan ini penonton yang kebanyakan turis mancanegara dibuat terkesima. Hanoman beratraksi dengan api, seperti melompati api dan membakar ‘rumah-rumahan’ dari jerami yang merupakan replika Kerajaan Alengka. Di akhir cerita, Shinta berhasil direbut kembali dari Rahwana oleh Hanoman, sosok kera yang lincah dan perkasa. Namun ketika dibawa kembali, Rama justru tak mempercayai Shinta lagi dan menganggapnya telah ternoda. Untuk membuktikan kesucian diri, Shinta diminta membakar raganya. Kesucian Shinta terbukti karena raganya sedikit pun tidak terbakar tetapi justru bertambah cantik. Rama pun akhirnya menerimanya kembali sebagai istri. 
Ikon Wisata Budaya Pertunjukan sendra tari Ramayanan dimulai sejak tahun 1964, di pelataran Timur Candi Prambanan. Ajang tahunan ini terselenggara atas prakarsa Kraton Kasunanan Surakarta dan Karaton Pakualaman. Baru pada tahun 1995. PT Taman Wisata Candi membuka kompleks arena pertunjukan sendra tari Ramayana di sebelah Barat Candi Prambanan. Kompleks tersebut dilengkapi dengan panggung terbuka berlatarbelakang Candi Prambanan. Panggung terbuka digunakan pada musim kemarau, sedangkan panggung tertutup Trimurti kerap digunakan saat musim penghujan. Selain itu, di kompleks itu juga ada sebuah restoran mewah. Pada pertunjukan di panggung terbuka, biasanya diawali dengan makan malam di restoran tersebut pada pukul 7 malam. Sambil bersantap pengunjung dapat menikmati pemandangan Candi Prambanan dengan pencahayaan malam yang kian mempercantik candi. Setelah itu, sejam kemudian para pengunjung dipersilahkan untuk beranjak menuju arena terbuka. Para turis mancanegara banyak yang berdatangan. Mereka biasanya datang lewat paket perjalanan yang diikutinya. GS. Darto (44), seorang sarjana seni tari yang telah berkecimpung selama 15 tahun di dunia tari tradisional ini, menerangkan bahwa dalam kontrak selama setengah tahun ini terdapat 4 kelompok tari yang secara bergantian tampil dalam sendra tari Ramayana. “Kami menari semata karena cinta dan demi kelestraian seni tari di Indonesia,” ujarnya. Penari yang pernah melawat ke Spanyol untuk mengadakan pertunjukan dan studi banding soal tari ini berharap seni pertunjukan tari semakin dihargai, seperti seni pertunjukan lain. Darto mengaku, dia dan teman-teannya hanya mendapat bayaran Rp 25.000 hingga Rp 50.000 setiap manggung. Sungguh sebuah pengorbanan yang luar biasa mengingat pertunjukan sendra tari Ramayana ini diminati turis mancanegara dan sudah menjadi ikon wisata budaya bagi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tips Perjalanan Candi Prambanan terletak sekitar 15 kilometer dari Kota Yogyakarta, tepatnya di Komplek Taman Wisata Candi Prambanan, Jl. Solo km.17 berdiri. Candi Hindu ini dibangun pada abad kesembilan. Namun apabila hujan disediakan panggung tertutup di sebelah selatan panggung terbuka, yakni Teater Trimutri untuk menikmati keseluruhan cerita Ramayana dalam versi yang dipersingkat. Pementasan sendra tari Ramayana dimulai pukul 19.30 sampai 21.30, dengan satu kali jeda agar penonton bisa beristirahat. Harga tiket di panggung terbuka Ramayana, untuk VIP Rp150.000, berada ditengah paling depan, sedangkan Khusus Rp100.000, posisinya sedikit di belakang VIP. Untuk VIP dan khusus tempat duduknya memiliki bantalan yang empuk. Untuk kelas 1, harga tiket Rp. 75.000 posisinya di samping VIP dan Khusus. Ada lagi Kelas 2 seharga Rp 45.000, dan khusus Pelajar seharga Rp15.000 tapi sebelumnya harus ada pengajuan surat dari sekolah.

(Mejunjung kasih buat BKPBM dan krew kebudayaan Yogyakarta dalm mengatur program persembahan wayang Tari Ramayana yang sungguh  bermanfaat ini )

RTP Farhanis Shafifi sedang menikmati santapan malam yang istimewa bersama kekandanya , Sri Ratu Saadong Vii . Makanan pada malam itu adalah jagung bakar , nasi goreng , pelbagai jenis sup , gudeg , bakso dan banyak lagi yang sememangnya menusuk di dalam hati apabila merasai

Potret jambatan sejarah kuno dan peradaban diabadikan di dalam bistro antik

Melangkah keluar setelah selesai menyaksikan sayembara Ramayana dan Sita

Tiga dara pingitan sedang mengabadikan kenangan di malam hari

No comments:

Post a Comment